Ilustrasi Ayam Kampung Siap Panen
Ternak ayam kampung pedaging menawarkan peluang bisnis yang menjanjikan. Berbeda dengan ayam ras broiler yang memiliki siklus panen sangat cepat, ayam kampung pedaging menawarkan kualitas daging yang lebih baik, dipersepsikan lebih sehat oleh konsumen, dan harga jual yang cenderung stabil, bahkan lebih tinggi di pasar tradisional maupun modern. Permintaan akan daging ayam kampung terus meningkat seiring meningkatnya kesadaran masyarakat akan pola makan sehat. Meskipun pertumbuhan bobotnya lebih lambat dibandingkan ayam broiler, hasil akhirnya memberikan nilai tambah signifikan bagi peternak.
Kelebihan utama beternak ayam kampung adalah adaptabilitasnya yang tinggi terhadap lingkungan. Mereka lebih tahan terhadap perubahan cuaca ekstrem dan beberapa jenis penyakit umum dibandingkan ayam ras. Namun, untuk mencapai hasil maksimal dalam konteks pedaging (memperpendek masa panen), diperlukan manajemen yang lebih intensif dan terstruktur.
Kunci sukses dalam usaha peternakan pedaging adalah pemilihan bibit ayam umur sehari (DOC) yang berkualitas. DOC ayam kampung pedaging idealnya berasal dari persilangan genetik yang telah terbukti memiliki tingkat pertumbuhan cepat dan FCR (Feed Conversion Ratio) yang baik.
Meskipun ayam kampung dikenal kuat, lingkungan hidup mereka sangat mempengaruhi laju pertambahan berat badan. Manajemen kandang yang baik berfokus pada tiga aspek utama: kerapatan, ventilasi, dan suhu.
Untuk ayam pedaging, sistem kandang postal (litter/sekam) sering menjadi pilihan utama karena memberikan ruang gerak yang cukup dan kemudahan dalam pembersihan periodik. Kepadatan kandang tidak boleh berlebihan; idealnya adalah sekitar 8-10 ekor per meter persegi untuk ayam yang akan dipanen pada usia 3-4 bulan.
Di masa brooding (minggu-minggu awal), pemanasan sangat krusial. Gunakan pemanas (brooder) untuk menjaga suhu awal sekitar 30-32°C, kemudian turunkan secara bertahap. Pastikan sirkulasi udara baik untuk mencegah penumpukan gas amonia yang dapat menyebabkan penyakit pernapasan dan stres.
Pakan adalah komponen biaya terbesar dalam usaha ternak. Untuk ayam kampung pedaging, pemberian pakan harus difokuskan pada mencapai bobot ideal dalam waktu singkat (sekitar 80-100 hari). Strategi pakan dibagi berdasarkan fase pertumbuhan:
Pastikan ketersediaan air minum bersih dan segar sepanjang hari. Air sangat penting dalam proses metabolisme pakan.
Pencegahan penyakit jauh lebih murah daripada pengobatan. Implementasi biosekuriti yang ketat adalah wajib. Batasi akses orang luar ke area kandang, jaga kebersihan peralatan pakan dan minum, serta lakukan sanitasi rutin. Program vaksinasi yang terencana, terutama untuk ND (Newcastle Disease) dan Gumboro, harus diikuti sesuai jadwal yang ditetapkan oleh dokter hewan.
Amati tingkah laku ayam setiap hari. Ayam yang lesu, nafsu makan turun, atau menunjukkan gejala pernapasan adalah indikasi awal adanya masalah kesehatan yang memerlukan tindakan cepat.
Target umum ayam kampung pedaging adalah mencapai bobot panen antara 0,8 kg hingga 1,2 kg dalam rentang waktu 90 hingga 120 hari, tergantung genetik dan intensitas pemeliharaan. Sebelum masa panen, lakukan evaluasi harga pasar. Jual secara bertahap (jika memungkinkan) untuk mengantisipasi fluktuasi harga. Pemasaran bisa dilakukan melalui pasar lokal, pengepul, atau langsung ke konsumen akhir (rumah makan) yang menghargai kualitas daging ayam kampung.
Dengan perencanaan yang matang mulai dari pemilihan bibit, nutrisi yang tepat, hingga manajemen kesehatan yang ketat, budidaya ayam kampung pedaging dapat menjadi sumber pendapatan yang stabil dan menguntungkan bagi peternak skala mikro maupun menengah.