Dalam dunia peternakan unggas, keberhasilan sangat bergantung pada pemilihan ras ayam petelur yang sesuai dengan kondisi lingkungan, modal, dan target pasar. Ayam petelur adalah ayam yang secara genetik diseleksi untuk menghasilkan telur dalam jumlah maksimal dengan efisiensi pakan yang baik. Kesalahan dalam pemilihan ras bisa mengakibatkan produktivitas rendah, biaya operasional membengkak, dan akhirnya merugikan usaha peternakan Anda.
Ada berbagai jenis ras ayam petelur yang dikenal di Indonesia, masing-masing memiliki karakteristik unik terkait jumlah produksi, warna cangkang telur, dan ketahanan terhadap penyakit. Memahami perbedaan mendasar antara ras-ras ini adalah langkah awal menuju peternakan yang sukses.
Ilustrasi visualisasi salah satu ras ayam petelur.
Dua ras ayam petelur yang paling mendominasi pasar komersial global adalah Leghorn dan Lohmann Brown. Masing-masing memiliki keunggulan spesifik yang harus dipertimbangkan peternak.
Ayam Leghorn, khususnya varietas White Leghorn, adalah rajanya produksi telur putih. Ras ini terkenal sangat efisien dalam mengubah pakan menjadi telur. Mereka memiliki bobot badan relatif ringan, yang berarti kebutuhan energinya (pakan) lebih sedikit dibandingkan ras yang lebih besar. Produksi telurnya sangat tinggi, seringkali mencapai 300 butir atau lebih per ekor per tahun. Kelemahan Leghorn adalah ketahanan tubuh yang cenderung lebih rendah dan sifatnya yang mudah stres, sehingga memerlukan manajemen kandang yang sangat baik, terutama dalam hal suhu dan ventilasi.
Lohmann Brown adalah hasil persilangan ekstensif yang dikembangkan untuk produksi telur berwarna cokelat. Ras ini sangat populer karena kombinasi antara produksi telur yang tinggi (meskipun sedikit di bawah Leghorn putih murni) dan adaptabilitasnya yang luar biasa terhadap berbagai kondisi lingkungan. Mereka lebih tahan banting terhadap stres lingkungan dibandingkan Leghorn, menjadikannya pilihan favorit bagi peternak yang baru memulai atau yang memiliki fasilitas produksi sederhana. Telur Lohmann Brown juga memiliki cangkang yang kuat.
Memilih ras ayam petelur tidak boleh hanya berdasarkan popularitas. Ada beberapa faktor kunci yang perlu dianalisis:
Selain kedua ras ayam petelur utama di atas, ada juga varian seperti Hy-Line, Bovans Brown, dan ISA Brown yang merupakan hasil riset genetik modern, semuanya dirancang untuk memaksimalkan efisiensi produksi di bawah manajemen yang terkontrol.
Setelah ras terpilih, perawatan adalah kunci. Semua ras ayam petelur membutuhkan biosekuriti yang ketat untuk mencegah penyakit, terutama Newscastle Disease (ND) dan Infectious Bursal Disease (IBD). Jadwal vaksinasi harus ditaati secara disiplin.
Pemberian pakan harus disesuaikan dengan fase pertumbuhan ayam. Ayam dara membutuhkan pakan starter dan grower, sementara ayam siap bertelur (mencapai umur 16-18 minggu) harus beralih ke pakan layer yang diperkaya dengan kalsium tinggi untuk memastikan cangkang telur terbentuk sempurna dan tidak mudah pecah. Manajemen kebersihan litter (alas kandang) juga krusial. Litter yang lembap adalah sarang bakteri dan amonia, yang dapat menurunkan nafsu makan ayam dan meningkatkan risiko penyakit pernapasan.
Meskipun teknologi modern menawarkan otomatisasi, pengawasan visual harian oleh peternak tetap tak tergantikan. Dengan kombinasi ras yang tepat dan manajemen yang telaten, potensi maksimal dari ras ayam petelur pilihan Anda pasti akan tercapai.