Ilustrasi skema pertumbuhan ayam pedaging.
Pertumbuhan ayam pedaging yang optimal merupakan kunci utama keberhasilan usaha peternakan. Target utama peternak adalah mencapai bobot badan ideal dalam waktu sesingkat mungkin dengan konversi pakan (FCR) yang rendah. Mencapai efisiensi ini memerlukan pemahaman mendalam tentang berbagai faktor lingkungan, nutrisi, dan biosekuriti yang saling berinteraksi. Fokus pada pertumbuhan ayam pedaging harus bersifat holistik, tidak hanya sekadar memberikan pakan terbaik.
Nutrisi adalah variabel yang paling berpengaruh langsung terhadap laju pertambahan bobot. Diet ayam pedaging harus dirancang secara cermat sesuai fase kehidupan mereka: starter, grower, dan finisher.
Selain komposisi makro, mineral makro (Kalsium dan Fosfor) serta premix vitamin memegang peranan penting dalam pembentukan tulang yang kuat serta daya tahan tubuh yang prima, mendukung proses pertumbuhan yang berkelanjutan.
Ayam pedaging sangat sensitif terhadap perubahan lingkungan. Manajemen kandang yang buruk dapat menyebabkan stres termal atau gangguan respiratori, yang secara otomatis menurunkan nafsu makan dan laju konversi pakan.
Temperatur dan Kelembaban: Pada fase starter, suhu kandang harus dijaga ketat (biasanya sekitar 30-32°C) dan diturunkan secara bertahap. Keseimbangan suhu ini memastikan energi pakan seluruhnya dialokasikan untuk pertumbuhan, bukan untuk menjaga suhu tubuh. Kelembaban tinggi juga harus dihindari karena meningkatkan risiko penyakit pernapasan dan perkembangan bakteri.
Kepadatan kandang (stocking density) juga harus dikontrol. Kandang yang terlalu padat menyebabkan persaingan pakan dan minum, serta peningkatan suhu lokal, yang semuanya menghambat pertumbuhan ayam pedaging yang seragam.
Sebuah program kesehatan yang efektif adalah prasyarat mutlak. Penyakit, bahkan dalam skala kecil, dapat menyebabkan penurunan bobot badan mendadak yang sulit dikejar kembali.
Vaksinasi harus dilaksanakan sesuai jadwal yang ketat, terutama terhadap penyakit endemik seperti Newcastle Disease (ND) dan Infectious Bursal Disease (IBD). Selain vaksinasi, biosekuriti ketat, termasuk pembatasan akses orang luar dan desinfeksi rutin, meminimalkan risiko patogen masuk ke dalam kandang.
Kondisi litter (sekam atau alas kandang) mencerminkan kesehatan dasar lingkungan kandang. Litter yang basah atau menggumpal menjadi sarang bagi bakteri patogen dan jamur, terutama *E. coli* dan *Clostridium*. Litter yang kering dan remah memastikan ayam nyaman saat beristirahat dan makan, serta meminimalisir risiko infeksi pada kaki dan pernapasan. Penggantian atau pengadukan litter secara berkala (jika menggunakan sistem litter tunggal) membantu menjaga kondisi aerasi.
Secara keseluruhan, keberhasilan dalam meningkatkan pertumbuhan ayam pedaging tidak terlepas dari konsistensi dalam menerapkan manajemen yang baik di semua lini—mulai dari pemilihan bibit, formulasi pakan yang akurat, pengendalian suhu yang stabil, hingga menjaga standar biosekuriti tertinggi. Peternak yang mampu mengintegrasikan faktor-faktor ini akan mampu menghasilkan ayam pedaging berkualitas tinggi dengan efisiensi biaya produksi yang maksimal.