Usaha peternakan ayam potong merupakan salah satu sektor agribisnis yang memiliki prospek cerah. Keberhasilan dalam bisnis ini sangat bergantung pada efisiensi proses penggemukan. Penggemukan ayam potong yang optimal tidak hanya memastikan bobot badan tercapai sesuai target pasar, tetapi juga meminimalkan biaya operasional dan risiko penyakit. Artikel ini akan mengulas langkah-langkah kunci untuk mencapai keberhasilan dalam penggemukan ayam potong.
Proses penggemukan ayam potong (broiler) adalah siklus yang relatif singkat, berkisar antara 30 hingga 40 hari. Dalam rentang waktu pendek ini, setiap variabel harus dikelola dengan ketat. Beberapa pilar utama yang menentukan keberhasilan adalah manajemen bibit, nutrisi pakan, lingkungan kandang, dan biosekuriti.
Fondasi dari penggemukan yang sukses dimulai dari pemilihan bibit ayam (Day Old Chick/DOC) yang sehat. DOC yang baik memiliki daya tahan tubuh tinggi, seragam dalam pertumbuhannya, dan bebas dari penyakit bawaan. Selalu beli DOC dari penetasan yang terpercaya dan pastikan riwayat vaksinasi induk ayam sudah terjamin. DOC yang stres saat kedatangan akan menghambat laju pertumbuhannya di masa mendatang.
Pakan merupakan komponen biaya terbesar dalam usaha penggemukan ayam potong, bisa mencapai 60-70% dari total biaya produksi. Oleh karena itu, efisiensi pakan sangat krusial.
Tips Penting: Perhatikan rasio konversi pakan (FCR). FCR ideal pada ayam pedaging modern berkisar antara 1.4 hingga 1.6. Semakin rendah FCR, semakin efisien proses penggemukan Anda.
Kandang yang nyaman mengurangi stres pada ayam, yang secara langsung meningkatkan kemampuan mereka untuk mengonsumsi pakan dan mengubahnya menjadi bobot tubuh. Dalam penggemukan ayam potong, suhu, kepadatan, dan ventilasi adalah parameter utama yang harus dikontrol.
Ayam broiler sangat sensitif terhadap suhu. Suhu ideal untuk DOC sangat tinggi (sekitar 32-34°C), kemudian diturunkan secara bertahap setiap minggu. Fluktuasi suhu yang ekstrem menyebabkan ayam menghabiskan energi untuk mempertahankan suhu tubuh alih-alih untuk pertumbuhan. Pastikan sistem pemanas (brooder) berfungsi baik, terutama pada masa brooding awal.
Ventilasi yang buruk menyebabkan penumpukan amonia dari kotoran, yang merusak saluran pernapasan ayam dan meningkatkan risiko penyakit. Pastikan ada sirkulasi udara yang cukup untuk membuang gas berbahaya dan menjaga kelembaban relatif tetap stabil, idealnya di bawah 70%. Jangan memaksakan kepadatan kandang melebihi rekomendasi standar, karena ini memicu stres, kanibalisme, dan pertumbuhan yang terhambat.
Penggemukan ayam potong menghadapi ancaman penyakit yang cepat menyebar. Pencegahan selalu lebih murah daripada pengobatan. Implementasi biosekuriti yang ketat adalah wajib. Ini mencakup pembatasan akses orang luar ke area kandang, desinfeksi rutin pada peralatan, dan isolasi ayam yang menunjukkan gejala sakit. Program vaksinasi harus dilaksanakan sesuai jadwal yang direkomendasikan oleh dokter hewan, terutama untuk penyakit seperti ND (Newcastle Disease) dan Gumboro.
Manajemen kotoran (litter management) sangat vital. Sekam yang basah atau menggumpal adalah sarang bakteri dan jamur. Lakukan perbaikan atau penggantian sekam jika sudah terlalu lembab. Kotoran yang dikelola dengan baik tidak hanya menjaga kesehatan ayam tetapi juga mengurangi bau tidak sedap di sekitar area peternakan, yang merupakan bagian dari tanggung jawab sosial peternak modern.
Kesuksesan dalam penggemukan ayam potong adalah hasil dari perhatian detail pada setiap tahap siklus budidaya. Dari memilih DOC yang kuat, memberikan pakan berkualitas tinggi dengan FCR rendah, hingga mempertahankan kondisi lingkungan yang nyaman dan higienis, semua aspek ini berkontribusi pada tercapainya target bobot panen sesuai harapan pasar.
Dengan penerapan manajemen yang profesional dan terukur, potensi keuntungan dari usaha ayam potong dapat dimaksimalkan secara berkelanjutan.