Penggolongan Antipiretik: Jenis dan Mekanisme Kerja

Antipiretik adalah kelas obat yang digunakan secara luas untuk menurunkan suhu tubuh yang tinggi (demam atau pireksia). Demam sendiri bukanlah penyakit, melainkan respons alami tubuh terhadap infeksi atau peradangan. Meskipun demam sering kali mengindikasikan bahwa sistem imun sedang bekerja, demam yang terlalu tinggi dapat menyebabkan ketidaknyamanan signifikan, dehidrasi, dan dalam kasus ekstrem, kerusakan neurologis. Oleh karena itu, penggunaan antipiretik menjadi penting untuk mengelola gejala ini.

Apa Itu Mekanisme Kerja Antipiretik?

Secara umum, obat antipiretik bekerja dengan memengaruhi pusat termoregulasi (pengatur suhu) di hipotalamus otak. Ketika tubuh mengalami infeksi, mediator kimia yang disebut pirogen dilepaskan. Pirogen ini menyebabkan peningkatan produksi prostaglandin (terutama PGE2) di hipotalamus. Peningkatan PGE2 ini "menggeser titik patokan" suhu tubuh ke tingkat yang lebih tinggi, yang kemudian diterjemahkan tubuh sebagai kebutuhan untuk menaikkan suhu (demam). Antipiretik efektif karena mereka menghambat enzim siklooksigenase (COX), yang bertanggung jawab dalam sintesis prostaglandin. Dengan terhambatnya COX, produksi PGE2 menurun, titik patokan kembali normal, dan tubuh mulai melepaskan panas melalui mekanisme seperti berkeringat.

Ilustrasi Sederhana Penggolongan Antipiretik Pirogen Hipotalamus PGE2 Antipiretik Menghambat COX Suhu Turun

Penggolongan Utama Obat Antipiretik

Obat antipiretik dapat digolongkan berdasarkan struktur kimianya dan juga berdasarkan mekanisme kerja utamanya. Secara umum, penggolongan ini membantu dalam memahami potensi efek samping dan interaksi obat.

1. Turunan Asam Salisilat (Salicylates)

Golongan ini diwakili oleh obat yang paling ikonik, yaitu Aspirin (Asam Asetilsalisilat/ASET). Turunan ini bekerja dengan menghambat COX secara ireversibel (permanen).

2. Turunan Para-Aminofenol

Ini adalah salah satu kelompok antipiretik yang paling aman dan banyak digunakan karena profil keamanannya yang baik pada dosis terapeutik.

3. Obat Antiinflamasi Nonsteroid (OAINS) Lainnya

OAINS adalah kelompok besar obat yang menghambat COX secara reversibel (sementara). Kelompok ini mencakup banyak obat yang sering digunakan untuk meredakan demam, nyeri, dan peradangan.

A. Turunan Asam Propionat

Golongan ini memiliki kemampuan antipiretik, analgesik, dan antiinflamasi yang baik.

B. Turunan Asam Asetat

Meskipun lebih dikenal sebagai agen antiinflamasi, obat dalam kelompok ini juga efektif menurunkan demam.

4. Kombinasi dan Lainnya

Dalam praktik klinis, terkadang digunakan kombinasi obat untuk meningkatkan efektivitas atau meminimalkan efek samping tertentu. Misalnya, kombinasi Parasetamol dengan kafein atau kombinasi Parasetamol dengan NSAID dalam penanganan demam tinggi yang sulit dikontrol.

Kesimpulan

Penggolongan antipiretik membantu profesional kesehatan dalam memilih terapi yang paling sesuai berdasarkan kondisi pasien. Sementara Parasetamol mendominasi untuk demam isolasi tanpa peradangan signifikan, NSAID seperti Ibuprofen menawarkan manfaat ganda sebagai antiinflamasi. Pemahaman mendalam mengenai farmakologi dan potensi efek samping setiap golongan—terutama risiko hepatotoksisitas Parasetamol dan risiko gastrointestinal NSAID—sangat krusial untuk penggunaan obat yang aman dan efektif.

🏠 Homepage