Ilustrasi sederhana Anis Kembang Betina
Anis Kembang, atau sering disebut Punglor Kembang (*Zoothera cinerea*), adalah salah satu burung penyanyi yang sangat populer di kalangan kicaumania Indonesia. Walaupun perhatian publik sering tertuju pada keindahan suara dan performa si jantan yang merdu, peran betina anis kembang tidak kalah pentingnya. Betina memegang kunci utama dalam siklus reproduksi dan kelangsungan hidup spesies ini. Membedakan dan memahami perilaku betina adalah aspek penting bagi para penghobi yang serius dalam penangkaran.
Secara umum, betina anis kembang memiliki penampilan fisik yang cenderung lebih kalem dibandingkan pasangannya. Hal ini merupakan adaptasi alami agar lebih efektif dalam kamuflase saat mengerami telur dan merawat anak-anaknya di sarang. Jika Anda berencana melakukan penangkaran, mengenali ciri-ciri spesifik betina akan sangat membantu dalam proses perjodohan.
Perbedaan antara jantan dan betina (dimorfisme seksual) pada Anis Kembang tidak selalu mencolok seperti pada beberapa jenis burung kicau lainnya, namun pengamatan mendetail akan menunjukkan beberapa perbedaan signifikan:
Ketika seekor betina anis kembang sudah siap untuk bertelur, perilakunya akan berubah drastis. Pemahaman akan kebutuhan ini sangat krusial agar proses penetasan dan pengeraman berjalan lancar.
Setelah perjodohan berhasil, betina akan mulai mencari atau membangun sarang. Dalam penangkaran, ini berarti penyediaan material sarang yang tepat, seperti serat sabut kelapa, rumput kering, atau ranting halus. Betina akan menghabiskan sebagian besar waktunya untuk merapikan sarang sesuai dengan insting alaminya.
Selama fase bertelur dan mengeram, kebutuhan nutrisi betina meningkat pesat. Pakan harus diperkaya dengan protein dan kalsium. Kalsium sangat penting untuk pembentukan cangkang telur yang kuat. Pemberian pakan tambahan seperti jangkrik yang sudah diberi pakan berkualitas (doping) atau tepung tulang sangat disarankan, namun harus diseimbangkan agar tidak menyebabkan kegemukan.
Pengeraman telur biasanya memakan waktu sekitar 12 hingga 14 hari. Selama periode ini, peran jantan sangat terbatas; betina lah yang bertanggung jawab utama untuk menjaga suhu telur. Intervensi manusia harus diminimalisir. Pastikan lingkungan kandang tenang dan jauh dari gangguan predator (termasuk kucing atau hewan peliharaan lainnya).
Secara historis, burung Anis Kembang banyak ditangkap dari alam liar, dan karena jantan lebih dicari karena suaranya, populasi betina yang dilepasliarkan atau diperdagangkan seringkali lebih sedikit, menjadikannya komoditas yang sedikit lebih langka di pasaran. Selain itu, betina cenderung kurang bersuara lantang, sehingga sering terlewatkan oleh pemancing kicau biasa.
Namun, tren penangkaran yang semakin meningkat kini memudahkan peminat untuk mendapatkan pasangan yang sudah terbukti siap kawin dari hasil ternakan. Fokus pada kesehatan dan lingkungan yang kondusif adalah kunci utama untuk memastikan betina anis kembang dapat berkembang biak dengan baik di penangkaran.