Anis merah (Zoothera citrina) adalah salah satu burung kicau yang sangat digemari di Indonesia, dikenal karena suara merdu dan corak warnanya yang mencolok. Meskipun seringkali perhatian tertuju pada jantan karena kemampuan vokalnya yang luar biasa, peran betina anis merah tidak kalah penting. Betina memegang kunci utama dalam kelangsungan populasi dan kualitas keturunan burung ini di penangkaran maupun alam liar.
Secara fisik, betina anis merah memiliki perbedaan yang halus namun signifikan dibandingkan pejantan. Biasanya, warna merah pada tubuh betina cenderung lebih pudar atau tidak sejelas jantan. Pola hitam pada kepala dan punggungnya juga seringkali kurang tegas. Perbedaan ini penting dipahami oleh para penggemar, terutama saat melakukan seleksi indukan untuk program pembiakan. Memilih betina yang berkualitas adalah langkah awal yang krusial untuk menghasilkan anis merah dengan performa suara dan fisik yang prima.
Ilustrasi representasi betina anis merah.
Tugas utama betina anis merah adalah mengerami telur dan memberikan asuhan pertama kepada anakan. Kualitas fisik dan mental sang induk sangat memengaruhi keberhasilan penetasan. Induk yang sehat dan tidak terlalu stres cenderung lebih protektif dan efisien dalam mencari pakan untuk anakan. Dalam penangkaran, seringkali diamati bahwa betina yang dominan dalam perawatan cenderung menghasilkan anakan yang lebih cepat mandiri.
Proses penjodohan memerlukan kesabaran. Pemilihan betina anis merah yang siap kawin biasanya ditandai dengan perilaku aktif, sering membuat sarang sederhana di dalam kandang koloni, dan respons positif terhadap pejantan. Jika terjadi penolakan keras, ini bisa menjadi indikasi bahwa betina belum sepenuhnya birahi atau memang tidak berjodoh dengan jantan tersebut. Faktor lingkungan, seperti ketersediaan material sarang (ranting halus, serat kelapa), juga memicu kesiapan kawin mereka.
Bagi peternak, mengidentifikasi betina anis merah yang produktif memerlukan pengamatan mendalam. Selain warna yang cenderung lebih kusam dibanding jantan, perhatikan postur tubuh. Betina yang baik umumnya memiliki postur sedang, tidak terlalu besar, namun proporsional. Area kloaka pada betina yang sedang dalam masa subur seringkali terlihat sedikit lebih lebar atau 'basah'.
Kesehatan adalah prioritas utama. Betina anis merah yang sering sakit atau terlihat lesu jarang menghasilkan telur yang berkualitas baik atau bahkan menolak mengerami. Pemberian pakan tambahan seperti serangga hidup (jangkrik, ulat hongkong) dan cacing tanah secara rutin sangat penting untuk memenuhi kebutuhan nutrisi selama masa bertelur. Penggemar juga perlu memastikan kebersihan kandang sangat terjaga untuk mencegah infeksi parasit yang dapat mengganggu produktivitas sang betina.
Meskipun jantan lebih dikenal karena "gaya" nyanyiannya, suara betina pun memiliki karakteristik tersendiri, meski volumenya lebih kecil. Mengamati interaksi suara antara jantan dan betina saat masa pacaran adalah indikator penting bahwa pasangan telah siap melanjutkan siklus hidup. Keberhasilan pembiakan anis merah sangat bergantung pada pemahaman mendalam mengenai kebutuhan spesifik dari betina anis merah. Mereka adalah fondasi dari keberlanjutan ras burung cantik ini.