Ilustrasi: Ketidaknyamanan saluran kemih pasca persalinan.
Masa pasca melahirkan adalah periode transisi besar bagi seorang ibu, baik secara fisik maupun emosional. Di tengah kebahagiaan menyambut buah hati, banyak ibu baru yang mengalami berbagai keluhan fisik yang tidak terduga. Salah satu keluhan yang cukup umum namun seringkali mengganggu kualitas hidup adalah seringnya buang air kecil dengan sensasi tidak tuntas atau yang biasa disebut **anyang-anyangan**.
Sensasi ingin buang air kecil terus-menerus, atau nyeri saat berkemih, bukanlah hal yang sepele. Meskipun bisa jadi hanya sementara, kondisi ini memerlukan pemahaman mengenai penyebabnya agar penanganan yang tepat dapat dilakukan. Mari kita telaah lebih dalam mengapa fenomena sering anyang-anyangan sering terjadi setelah proses persalinan.
Penyebab anyang-anyangan (disuria atau iritasi kandung kemih) setelah melahirkan sangat beragam, bergantung pada jenis persalinan (normal atau sesar) serta kondisi tubuh ibu sebelumnya.
Persalinan, terutama persalinan normal yang memakan waktu lama, memberikan tekanan signifikan pada area panggul, termasuk kandung kemih, uretra, dan otot dasar panggul.
Setelah melahirkan, kadar estrogen yang sempat tinggi selama kehamilan menurun drastis. Penurunan hormon ini memengaruhi kekencangan dan elastisitas jaringan di saluran kemih dan vagina. Jaringan ini menjadi lebih tipis dan rentan terhadap iritasi.
Bagi ibu yang menjalani operasi caesar atau mengalami persalinan yang membutuhkan intervensi alat bantu (seperti forsep), pemasangan kateter urin mungkin diperlukan. Pemasangan dan pelepasan kateter dapat melukai lapisan uretra, menyebabkan luka ringan yang memicu peradangan dan rasa perih saat buang air kecil beberapa hari pasca tindakan.
Meskipun bukan penyebab eksklusif pasca melahirkan, peningkatan risiko ISK sangat nyata. Lingkungan yang lembap, kelelahan imun, dan proses pembersihan luka (postpartum) dapat memudahkan bakteri masuk ke saluran kemih. ISK seringkali bermanifestasi dengan anyang-anyangan yang disertai rasa panas atau nyeri hebat.
Perut yang baru saja mengosongkan janin menjadi lebih lemah. Otot inti dan dasar panggul memerlukan waktu untuk pulih. Kelemahan ini terkadang menyebabkan kebocoran urine (inkontinensia stres) saat batuk, bersin, atau tertawa, yang secara psikologis bisa dirasakan sebagai ketidakpuasan atau rasa ingin buang air kecil yang belum tuntas.
Pemulihan pasca melahirkan adalah maraton, bukan sprint. Penanganan anyang-anyangan harus bersifat suportif sambil menunggu tubuh kembali normal.
Meskipun terasa kontradiktif, jangan mengurangi minum. Dehidrasi justru membuat urine menjadi lebih pekat dan lebih mengiritasi kandung kemih.
Kebersihan area genital sangat krusial, terutama jika Anda memiliki jahitan.
Memperkuat otot dasar panggul adalah kunci pemulihan jangka panjang. Latihan Kegel membantu mengembalikan kontrol otot yang mungkin melemah karena kehamilan dan persalinan.
Mulailah secara perlahan setelah mendapat izin dari bidan atau dokter Anda. Tahan kontraksi selama 3-5 detik, lalu lepaskan perlahan. Ulangi 10 kali, tiga kali sehari. Konsistensi adalah penentu keberhasilan pemulihan otot panggul.
Umumnya, rasa tidak nyaman akibat iritasi fisik akan mereda dalam waktu 4 hingga 6 minggu. Namun, jika gejala anyang-anyangan menetap atau memburuk setelah periode tersebut, konsultasi medis diperlukan. Dokter mungkin akan melakukan tes urine untuk menyingkirkan ISK, atau merujuk Anda ke fisioterapis panggul untuk evaluasi fungsi otot.
Ingatlah bahwa tubuh Anda baru saja melakukan pekerjaan luar biasa. Bersabarlah, berikan waktu untuk penyembuhan, dan jangan ragu untuk meminta bantuan medis jika rasa sakit mengganggu pemulihan Anda.