Apam, atau sering juga disebut kue mangkok, adalah salah satu jajanan tradisional Indonesia yang sangat digemari. Keistimewaannya terletak pada teksturnya yang lembut, kenyal, dan yang paling penting, berhasil "mekar" sempurna menyerupai bunga saat dikukus. Banyak resep beredar, namun untuk mencapai tingkat kelembutan dan aroma yang otentik, bahan cair yang digunakan sangat krusial. Di sinilah peran vital susu cair muncul.
Mengganti santan atau air biasa dengan susu cair dalam resep apam bukanlah sekadar substitusi; ini adalah peningkatan kualitas rasa. Susu cair, baik itu susu full cream maupun rendah lemak, memberikan kelembapan yang lebih konsisten pada adonan. Lemak alami dalam susu membantu menciptakan struktur kue yang lebih halus dan mengurangi risiko apam menjadi bantat atau kering. Hasilnya? Apam yang tidak hanya mekar indah di bagian atas, tetapi juga memiliki rasa gurih manis yang kaya di setiap gigitan.
Proses mekar pada apam dipicu oleh reaksi kimia antara ragi (atau baking powder/soda kue) dengan gula dan panas saat proses pengukusan. Agar reaksi ini berhasil maksimal, adonan harus memiliki cukup kelembapan dan viskositas yang tepat. Susu cair berperan ganda di sini.
Kunci sukses selanjutnya adalah memastikan proses fermentasi (jika menggunakan ragi) dilakukan dalam suhu ruang yang stabil. Adonan harus "menghela napas" sebelum dikukus. Namun, tanpa kelembapan yang disediakan oleh susu cair berkualitas, upaya fermentasi terbaik pun bisa sia-sia.
Untuk memaksimalkan hasil apam mekar guna susu cair, ada beberapa tips teknis yang perlu diperhatikan oleh para pembuat kue rumahan:
Susu tidak boleh terlalu dingin saat dicampur dengan bahan kering, terutama jika Anda menggunakan ragi aktif. Suhu ideal adalah sedikit hangat (sekitar 40°C), mirip dengan suhu air hangat untuk mengaktifkan ragi. Jika menggunakan baking powder, suhu ruang sudah cukup, namun pastikan susu tidak baru keluar dari kulkas.
Setelah semua bahan tercampur, adonan harus diuleni hingga homogen namun jangan berlebihan. Pengadukan yang terlalu lama akan mengembangkan gluten terlalu kuat, yang justru bisa membuat apam menjadi kenyal (alot) alih-alih empuk mekar. Kekentalan adonan harus seperti krim kental (bukan seperti adonan pancake tipis).
Rasio antara tepung (beras atau terigu) dan cairan (susu) harus tepat. Terlalu banyak susu akan membuat adonan encer dan sulit mekar, sedangkan terlalu sedikit akan membuatnya padat. Untuk apam mekar tradisional, konsistensi adonan yang sudah didiamkan harus bisa jatuh perlahan dari sendok.
Berikut adalah panduan bahan dasar yang dapat Anda coba:
Prosesnya meliputi melarutkan gula, mencampurnya dengan tepung dan ragi, lalu secara bertahap menambahkan susu sambil diaduk hingga tidak ada gumpalan. Diamkan minimal 1 hingga 2 jam hingga adonan mengembang dua kali lipat. Saat mengukus, pastikan kukusan sudah sangat panas dan tutup kukusan dibungkus kain bersih agar uap air tidak menetes ke permukaan apam.
Dengan memanfaatkan keunggulan apam mekar guna susu cair, Anda tidak hanya menyajikan kue tradisional yang lezat, tetapi juga memastikan tekstur yang lembut dan penampilan yang menawan, siap memanjakan lidah siapa saja yang mencicipinya. Selamat mencoba rahasia kelembutan ini!