Mengoptimalkan Masa Panen: Tanda-tanda Puyuh Siap Bertelur

Siap!

Ilustrasi: Puyuh dalam kondisi optimal untuk produksi telur.

Ternak puyuh merupakan salah satu pilihan investasi peternakan yang menarik karena siklus reproduksinya yang cepat dan kebutuhan kandang yang relatif minimal. Namun, kunci keberhasilan dalam bisnis ini terletak pada kemampuan peternak mengenali kapan tepatnya populasi puyuhnya memasuki fase puncak produksi. Mengetahui secara pasti kapan puyuh siap bertelur adalah modal utama untuk memaksimalkan keuntungan.

Kriteria Utama: Usia Ideal dan Perkembangan Fisik

Secara umum, puyuh mulai menunjukkan tanda-tanda siap bertelur pada usia sekitar 5 hingga 7 minggu, tergantung pada jenis bibit (strain) dan kualitas nutrisi yang diberikan. Namun, usia hanyalah indikator awal. Peternak harus memantau perkembangan fisik yang lebih akurat. Puyuh yang sehat dan siap bereproduksi akan menunjukkan ciri-ciri fisik yang khas.

1. Berat Badan yang Optimal

Sebelum memulai periode bertelur, puyuh betina harus mencapai berat badan ideal, biasanya berkisar antara 140 hingga 180 gram per ekor. Bobot ini menandakan bahwa cadangan energi dan nutrisi dalam tubuhnya sudah cukup untuk mendukung proses pembentukan telur yang membutuhkan energi besar. Pemberian pakan protein tinggi di fase starter dan grower sangat krusial untuk mencapai target berat ini tepat waktu.

2. Perkembangan Organ Reproduksi (Kloaka)

Tanda paling jelas bahwa seekor puyuh siap bertelur adalah perubahan pada area kloaka. Pada puyuh yang belum matang, kloaka akan terlihat kecil, kering, dan tertutup rapat. Ketika mendekati masa bertelur (sekitar usia 6 minggu), kloaka akan mulai membesar, terlihat lebih basah, dan sedikit mengembang. Perubahan warna dari merah muda pucat menjadi merah terang juga merupakan sinyal positif bahwa hormon reproduksi sudah aktif.

Peran Nutrisi dalam Mempersiapkan Masa Panen

Periode pra-produksi (sekitar usia 5 minggu) adalah masa kritis. Pakan yang diberikan harus berfokus pada pematangan organ reproduksi dan pembentukan kerangka telur yang kuat. Transisi pakan harus dilakukan secara bertahap. Jika pakan yang diberikan masih berupa pakan starter atau grower, konversi ke pakan layer (tinggi kalsium dan protein) harus segera dilakukan saat tanda-tanda awal reproduksi terlihat.

Kekurangan kalsium pada fase ini akan menyebabkan masalah pada telur pertama yang dihasilkan, seperti cangkang yang tipis atau bahkan kegagalan bertelur total. Pastikan pakan layer memiliki kandungan protein minimal 20% dan kalsium yang memadai. Ini memastikan bahwa ketika puyuh siap bertelur, kualitas telur yang dihasilkan sudah memenuhi standar pasar.

Faktor Lingkungan Mendukung Kesiapan Bertelur

Selain nutrisi dan usia, lingkungan kandang memegang peranan besar dalam memicu respons hormonal untuk bertelur. Puyuh sangat sensitif terhadap cahaya. Durasi penyinaran (fotoperiode) adalah faktor utama yang memberitahu puyuh bahwa sudah waktunya berproduksi. Untuk memicu produksi telur secara optimal, puyuh membutuhkan setidaknya 14 hingga 16 jam cahaya per hari.

Pastikan penerangan di kandang cukup merata dan konsisten. Fluktuasi suhu ekstrem atau stres karena kebisingan dapat menunda atau bahkan menghentikan proses bertelur. Kandang yang bersih, berventilasi baik, dan minim gangguan eksternal akan membuat puyuh siap bertelur sesuai jadwal yang diharapkan.

Membedakan Puyuh Jantan dan Betina di Fase Dewasa

Meskipun pemisahan jantan dan betina sering dilakukan di awal, memastikan tidak ada jantan yang terlalu mendominasi kandang betina saat masa puncak produksi sangat penting. Jantan dewasa ditandai dengan adanya tonjolan seperti 'mahkota' atau kalus berwarna kemerahan di sekitar pangkal paruh (tulang rawan). Selain itu, jantan seringkali lebih aktif dan dapat mengeluarkan suara siulan khas saat ingin kawin.

Mempertahankan rasio yang tepat (misalnya, 1 jantan untuk setiap 4-5 betina) memastikan tingkat fertilitas yang baik tanpa menimbulkan stres berlebihan pada betina. Jika tujuannya hanya untuk produksi telur konsumsi, idealnya puyuh jantan sudah dipisahkan atau dikurangi jumlahnya begitu puyuh betina mencapai usia 6 minggu dan benar-benar puyuh siap bertelur.

Kesimpulannya, keberhasilan panen telur puyuh sangat bergantung pada manajemen yang teliti sejak masa pembesaran. Dengan memantau berat badan, mengamati perubahan fisik pada kloaka, menyediakan nutrisi layer yang tepat, dan menjaga lingkungan yang stabil, peternak dapat memastikan bahwa investasi waktu dan biaya mereka akan segera menuai hasil melalui produksi telur yang maksimal.

🏠 Homepage