Budidaya ayam petelur adalah salah satu sektor peternakan yang paling stabil dan menguntungkan. Permintaan akan telur sebagai sumber protein hewani esensial tidak pernah surut, baik untuk konsumsi rumah tangga maupun industri makanan. Keberhasilan dalam beternak ayam bertelur sangat bergantung pada manajemen yang tepat, mulai dari pemilihan bibit hingga penanganan pasca panen.
Fokus utama dalam bisnis ini adalah memastikan bahwa setiap ayam mampu memproduksi telur secara konsisten dengan kualitas yang baik. Ini bukan hanya tentang kuantitas, tetapi juga tentang nilai gizi dan kesegaran telur yang dihasilkan. Artikel ini akan mengupas tuntas langkah-langkah kunci yang perlu Anda perhatikan agar investasi Anda membuahkan hasil optimal.
Ilustrasi: Ayam petelur penghasil telur.
Langkah awal yang krusial adalah pemilihan bibit ayam petelur. Strain ayam yang populer seperti Lohmann Brown, ISA Brown, atau Hy-Line Brown dikenal karena produktivitasnya yang tinggi. Ayam yang sehat dan memiliki potensi genetik bagus akan menghasilkan lebih banyak telur selama masa produktifnya.
Bibit yang ideal biasanya didatangkan saat umur satu hari (DOC - Day Old Chick). Pastikan Anda mendapatkan DOC dari penetasan yang terpercaya dan memiliki riwayat kesehatan yang baik. Kepadatan kandang, suhu yang stabil, dan nutrisi awal yang tepat akan sangat menentukan seberapa baik ayam tersebut berkembang hingga mencapai fase puncak bertelur.
Tidak ada ayam bertelur yang bisa sukses tanpa pakan berkualitas. Formula pakan harus disesuaikan dengan fase kehidupan ayam. Ayam dara (pullet) membutuhkan pakan dengan protein tinggi untuk pembentukan kerangka, sementara ayam yang sudah mulai bertelur membutuhkan pakan layer yang kaya kalsium untuk pembentukan cangkang telur yang kuat.
Ketersediaan air minum yang bersih dan segar juga harus selalu terjamin. Dehidrasi sedikit saja dapat menurunkan produksi telur secara drastis.
Kandang yang ideal harus mampu melindungi ayam dari cuaca ekstrem dan predator, sekaligus menyediakan lingkungan yang nyaman untuk memaksimalkan produksi. Desain kandang tipe postal (lantai) atau baterai (kandang kawat) memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing, tergantung skala usaha Anda.
Kunci kenyamanan bagi ayam bertelur adalah suhu lingkungan. Suhu ideal berkisar antara 20°C hingga 25°C. Ventilasi yang baik sangat penting untuk membuang gas amonia yang dihasilkan dari kotoran, yang mana gas ini dapat mengganggu pernapasan dan menurunkan nafsu makan ayam.
Pencahayaan adalah stimulan utama produksi telur. Ayam membutuhkan sekitar 14 hingga 16 jam cahaya per hari untuk mempertahankan tingkat produksi yang tinggi. Di luar jam alami matahari, tambahkan pencahayaan buatan secara teratur.
Program vaksinasi dan biosekuriti adalah investasi, bukan biaya. Penyakit seperti Newcastle Disease (ND), Marek’s Disease, dan Infectious Bronchitis dapat melumpuhkan seluruh populasi Anda dalam waktu singkat. Rutinlah membersihkan dan mendisinfeksi kandang. Jika ada indikasi sakit, segera pisahkan ayam tersebut untuk mencegah penyebaran penyakit.
Memantau bobot badan harian juga merupakan indikator kesehatan yang baik. Penurunan bobot badan mendadak seringkali menjadi sinyal awal adanya masalah nutrisi atau infeksi tersembunyi pada populasi ayam bertelur Anda.
Telur harus dipanen minimal dua kali sehari untuk mencegah retak akibat tekanan ayam lain atau terkontaminasi kotoran. Telur yang bersih dan segar memiliki nilai jual yang lebih tinggi. Setelah dipanen, telur sebaiknya disimpan di ruangan yang sejuk dan tidak lembab sebelum didistribusikan ke pasar.
Membangun jaringan pemasaran yang solid, baik melalui pengepul lokal maupun langsung ke konsumen (misalnya melalui program peternak ke konsumen), akan menjamin telur Anda cepat terserap pasar dan memberikan keuntungan maksimal bagi bisnis budidaya ayam bertelur Anda.