Banyak orang sering mengalami dua keluhan yang tampaknya tidak berhubungan: rasa sakit di area pinggang dan sensasi tidak nyaman saat buang air kecil atau yang biasa disebut anyang-anyangan. Meskipun sering dianggap remeh, kombinasi gejala ini bisa menjadi petunjuk penting mengenai kondisi kesehatan internal yang perlu mendapat perhatian serius. Memahami koneksi antara kedua gejala ini adalah langkah awal menuju penanganan yang tepat.
Nyeri pinggang (low back pain) merupakan keluhan umum yang bisa disebabkan oleh masalah otot, tulang belakang, atau saraf. Sementara itu, anyang-anyangan, atau disuria, adalah rasa perih, tidak tuntas, atau sering ingin buang air kecil meskipun volume urin sedikit. Kedua gejala ini seringkali menjadi manifestasi dari masalah yang berasal dari sistem saluran kemih bagian bawah.
Hubungan paling umum antara pinggang sakit dan anyang-anyangan adalah Infeksi Saluran Kemih (ISK). Ketika bakteri menginfeksi uretra atau kandung kemih, gejala khas seperti rasa terbakar dan sering kencing muncul. Namun, jika infeksi menyebar ke atas dan mencapai ginjal (pielonefritis), rasa sakit biasanya akan menjalar ke area pinggang bagian samping atau punggung bawah.
Gejala ISK yang melibatkan ginjal biasanya lebih parah, meliputi:
ISK yang menyerang ginjal memerlukan penanganan medis segera karena dapat menyebabkan kerusakan permanen pada organ tersebut.
Meskipun ISK adalah tersangka utama, tidak semua kasus kombinasi gejala ini disebabkan oleh infeksi. Beberapa kondisi lain juga dapat menimbulkan gejala serupa:
Batu yang terbentuk di ginjal atau ureter dapat menyebabkan nyeri kolik yang sangat hebat di pinggang. Rasa sakit ini seringkali datang dan pergi (intermiten). Jika batu bergerak menuju kandung kemih, hal itu bisa memicu iritasi yang mengakibatkan gejala mirip anyang-anyangan, bahkan ada darah dalam urin.
Terkadang, nyeri pinggang yang berasal dari saraf terjepit (saraf terjepit L4/L5) dapat memberikan sensasi yang membingungkan. Jika saraf yang mengalami iritasi berhubungan dengan kontrol kandung kemih, pasien mungkin merasa sulit menahan kencing atau mengalami urgensi, meskipun kandung kemih itu sendiri tidak terinfeksi. Dalam kasus ini, fokus utama penanganan adalah pada fisioterapi dan manajemen nyeri pinggang.
Kondisi kronis seperti batu kandung kemih atau tumor jarang terjadi namun harus disingkirkan melalui pemeriksaan medis. Selain itu, pada wanita, endometriosis atau masalah reproduksi tertentu kadang dapat menekan kandung kemih dan menyebabkan nyeri yang dirasakan hingga ke pinggang.
Jika Anda mengalami nyeri pinggang dan anyang-anyangan secara bersamaan, jangan menunda konsultasi. Segera cari bantuan medis jika Anda mengalami salah satu dari tanda bahaya berikut:
Dokter biasanya akan melakukan tes urin (urinalisis) untuk mendeteksi bakteri atau penanda inflamasi lainnya. Jika dicurigai batu atau infeksi ginjal, pemeriksaan pencitraan seperti USG mungkin diperlukan. Penanganan dini sangat penting untuk mencegah komplikasi serius, terutama jika melibatkan ginjal.