Dalam dunia peternakan unggas, DOC atau Day Old Chick merupakan istilah untuk anak ayam yang baru menetas. Keduanya, baik DOC pejantan maupun DOC broiler, memiliki peran yang sangat spesifik dalam rantai produksi. Meskipun berasal dari jenis ayam yang sama secara genetik (biasanya ayam ras petelur atau pedaging), pemisahan jenis kelamin pada usia dini ini dilakukan untuk memaksimalkan efisiensi dan keuntungan usaha peternakan.
Memahami perbedaan doc pejantan dan broiler sangat krusial bagi peternak. Kesalahan penanganan atau tujuan pemeliharaan dapat menyebabkan kerugian signifikan. Secara umum, DOC yang dijual di pasaran terbagi dua: yang akan dipelihara sebagai ayam pedaging (broiler) dan yang merupakan ayam jantan (pejantan) yang seringkali tidak memiliki nilai ekonomis tinggi untuk produksi telur maupun daging dalam skala komersial cepat.
Perbedaan mendasar antara keduanya terletak pada tujuan akhir pemeliharaan:
Representasi visual perbedaan pertumbuhan relatif.
Inilah perbedaan paling nyata. DOC broiler telah melalui proses seleksi genetik intensif (hibridisasi) selama puluhan tahun untuk mencapai rata-rata pertambahan bobot harian (ADG) yang sangat tinggi. Mereka efisien dalam mengubah pakan menjadi daging.
Sebaliknya, DOC pejantan (khususnya dari galur petelur) cenderung memiliki metabolisme yang diorientasikan pada pembentukan energi untuk pertumbuhan tulang dan organ reproduksi, bukan massa otot yang cepat. Hasilnya, dibutuhkan waktu lebih lama dan pakan lebih banyak untuk mencapai bobot yang sama dengan broiler.
Feed Conversion Ratio (FCR) broiler modern sangat rendah, artinya mereka memerlukan sedikit pakan untuk menghasilkan 1 kg daging. Bagi pejantan, FCR-nya cenderung lebih tinggi. Dalam bisnis yang sangat bergantung pada margin keuntungan dari biaya pakan, FCR yang buruk pada pejantan menjadikannya kurang menarik sebagai sumber daging komersial.
Proses membedakan perbedaan doc pejantan dan broiler dilakukan di fasilitas penetasan menggunakan teknik khusus yang disebut vent sexing atau pemisahan berdasarkan warna (untuk strain tertentu). Teknik ini biasanya dilakukan oleh operator terlatih pada hari pertama kehidupan ayam. Hasil pemisahan inilah yang menentukan apakah DOC tersebut akan dikirim ke peternakan layer (untuk ayam betina) atau broiler (jika keduanya dipelihara, tetapi pejantan seringkali dipisahkan untuk tujuan lain).
Dalam industri peternakan modern, pemisahan ini sangat penting karena mengoptimalkan penggunaan sumber daya. Jika peternak membeli DOC yang seharusnya broiler tetapi ternyata banyak mengandung pejantan dari galur petelur, maka target waktu panen akan terlewat, dan profitabilitas menurun drastis.
Pengelolaan DOC pejantan seringkali memerlukan strategi berbeda. Beberapa peternak memilih untuk menjualnya kembali ke pasar sekunder (peternak kampung atau pembesaran jangka panjang), sementara yang lain mungkin memanfaatkan mereka untuk produksi daging non-standar atau sebagai bagian dari sistem integrasi peternakan lain.
Intinya, perbedaan doc pejantan dan broiler bukan hanya soal jenis kelamin, tetapi merupakan perbedaan genetik yang menentukan laju metabolisme, potensi pertumbuhan, dan nilai ekonomi akhir mereka dalam industri unggas.