Ilustrasi: Gangguan pada saluran kemih.
Sering buang air kecil (BAK), atau yang dalam istilah awam disebut anyang-anyangan, adalah kondisi yang sangat mengganggu kualitas hidup. Kondisi ini ditandai dengan keinginan mendesak untuk berkemih, meskipun volume urin yang keluar hanya sedikit. Rasa tidak nyaman dan sensasi perih saat BAK sering menyertai gejala ini. Memahami apa yang menjadi penyebab sering kencing atau anyang-anyangan adalah langkah awal krusial menuju penanganan yang tepat.
Penyebab paling umum dari gejala anyang-anyangan adalah Infeksi Saluran Kemih (ISK). Infeksi ini terjadi ketika bakteri, paling sering bakteri E. coli dari saluran pencernaan, masuk dan berkembang biak di saluran kemih. Bakteri tersebut dapat mengiritasi dinding kandung kemih, memicu sinyal palsu ke otak bahwa kandung kemih sudah penuh, padahal isinya minim.
Gejala ISK biasanya meliputi:
Penting untuk segera memeriksakan diri ke dokter jika Anda mencurigai ISK, karena tanpa pengobatan antibiotik yang sesuai, infeksi dapat menyebar hingga ke ginjal.
Tidak semua kondisi sering kencing disebabkan oleh infeksi. OAB adalah kondisi kronis yang ditandai dengan kontraksi otot kandung kemih yang tidak disengaja, bahkan ketika kandung kemih belum terisi penuh. Penderita OAB merasakan dorongan kencing yang tiba-tiba dan sangat kuat (urgensi), yang seringkali sulit ditahan.
Faktor yang dapat memicu OAB meliputi:
Apa yang kita konsumsi sehari-hari sangat memengaruhi frekuensi dan kondisi buang air kecil. Beberapa jenis minuman dan makanan dikenal sebagai iritan kandung kemih:
Mengurangi asupan zat-zat ini sementara waktu dapat membantu meredakan gejala jika penyebabnya bersifat dietetik.
Selain ISK dan OAB, sering kencing bisa menjadi indikasi adanya masalah kesehatan yang lebih mendasar, terutama jika frekuensi BAK sangat tinggi (poliuria) dan disertai rasa haus berlebihan:
1. Diabetes Melitus: Pada diabetes yang tidak terkontrol, kadar gula darah yang tinggi memaksa ginjal bekerja lebih keras untuk menyaring kelebihan glukosa, yang kemudian menarik lebih banyak cairan dan dikeluarkan sebagai urin. Rasa haus ekstrem sering menyertai gejala ini.
2. Pembesaran Prostat (Pada Pria): Pada pria usia lanjut, pembesaran kelenjar prostat (Benign Prostatic Hyperplasia/BPH) dapat menekan uretra. Meskipun kencing sering dan sulit dimulai, kandung kemih mungkin tidak pernah benar-benar kosong, menyebabkan sensasi tidak tuntas dan keinginan untuk BAK lagi tak lama kemudian.
3. Kehamilan dan Kondisi Struktural: Selama kehamilan, rahim yang membesar menekan kandung kemih. Selain itu, batu ginjal atau kandung kemih juga dapat menyebabkan iritasi dan sensasi ingin kencing yang terus-menerus.
Jika gejala sering kencing atau anyang-anyangan hanya terjadi sesekali dan hilang setelah minum cukup air, mungkin tidak perlu dikhawatirkan. Namun, segera temui profesional kesehatan jika Anda mengalami:
Penanganan yang efektif selalu dimulai dengan diagnosis akurat mengenai akar masalahnya, baik itu melalui tes urin sederhana, pemeriksaan fisik, atau pencitraan medis lainnya.