Ilustrasi visualisasi area yang terkena penyebab sakit apendisitis.
Apendisitis, atau yang lebih dikenal sebagai radang usus buntu, adalah kondisi medis serius yang terjadi ketika kantung kecil yang menonjol keluar dari usus besar, yang disebut apendiks, mengalami peradangan. Kondisi ini seringkali membutuhkan penanganan darurat karena jika dibiarkan, apendiks dapat pecah dan menyebabkan infeksi serius di seluruh rongga perut (peritonitis). Memahami penyebab sakit apendisitis menjadi langkah penting dalam pencegahan dan penanganan dini.
Apendiks adalah organ kecil berbentuk tabung dengan panjang sekitar 5 hingga 10 sentimeter. Meskipun fungsi pastinya masih menjadi subjek penelitian, banyak ahli percaya bahwa apendiks berperan sebagai tempat penyimpanan bakteri baik dalam sistem pencernaan. Sayangnya, struktur anatomisnya yang berupa ujung buntu membuatnya rentan terhadap penyumbatan, yang merupakan awal mula dari peradangan.
Mayoritas kasus apendisitis terjadi akibat obstruksi atau penyumbatan pada lubang masuk apendiks. Penyumbatan ini mencegah lendir dan kotoran keluar, menyebabkan tekanan, pembengkakan, dan akhirnya infeksi bakteri. Beberapa penyebab sakit apendisitis yang paling umum meliputi:
Ini adalah penyebab sakit apendisitis yang paling sering ditemukan, terutama pada anak-anak dan remaja. Fekalit adalah massa kotoran yang mengeras dan tersangkut di pintu masuk apendiks. Karena apendiks tidak bisa mengalirkan isinya, bakteri yang ada di dalamnya mulai berkembang biak dengan cepat, memicu respons inflamasi dari sistem kekebalan tubuh.
Jaringan limfoid adalah bagian dari sistem kekebalan tubuh. Terkadang, setelah serangan infeksi virus atau bakteri di saluran pencernaan (seperti flu perut atau infeksi saluran napas), jaringan limfoid di dinding apendiks membengkak. Pembengkakan ini dapat menyumbat saluran apendiks. Kondisi ini sering menjadi penyebab sakit apendisitis pada anak-anak dan sering terjadi secara tiba-tiba.
Meskipun jarang terjadi, apendiks dapat tersumbat oleh benda asing yang tertelan atau oleh parasit usus. Parasit, seperti cacing gelang, dapat masuk ke dalam saluran apendiks dan memicu iritasi serta sumbatan.
Beberapa kondisi medis dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami apendisitis. Ini termasuk tumor atau kista yang tumbuh dan menekan saluran apendiks. Dalam kasus yang lebih jarang, kondisi seperti penyakit Crohn (radang usus kronis) juga dapat menyebabkan inflamasi yang mirip atau bahkan melibatkan apendiks.
Penting untuk dipahami bahwa obstruksi hanyalah pemicu awal. Setelah penyumbatan terjadi, bakteri yang secara alami ada di usus besar mulai menginvasi dinding apendiks. Tekanan yang meningkat akibat pembengkakan menghambat aliran darah ke dinding organ tersebut. Tekanan ini menyebabkan iskemia (kekurangan oksigen), dan jika peradangan tidak ditangani, dinding apendiks dapat mengalami nekrosis (kematian jaringan) yang berujung pada perforasi atau pecahnya usus buntu. Mengetahui penyebab sakit apendisitis membantu dokter menentukan penanganan yang tepat.
Meskipun apendisitis dapat menyerang siapa saja, beberapa kelompok memiliki risiko lebih tinggi. Kondisi ini paling sering terjadi pada usia 10 hingga 30 tahun. Pria dilaporkan sedikit lebih rentan dibandingkan wanita. Selain itu, riwayat keluarga juga bisa menjadi faktor risiko, mengindikasikan adanya kecenderungan genetik terhadap struktur saluran pencernaan yang lebih mudah tersumbat.
Kesimpulannya, pemahaman mendalam mengenai penyebab sakit apendisitis berpusat pada obstruksi saluran. Jika Anda atau seseorang di sekitar Anda mengalami gejala khas seperti nyeri perut hebat yang berawal dari sekitar pusar lalu berpindah ke perut kanan bawah, demam ringan, mual, dan muntah, jangan tunda untuk mencari bantuan medis profesional karena penanganan cepat sangat krusial dalam kasus radang usus buntu.