Panduan Lengkap Pemilihan Pakan untuk Ayam Broiler

Ayam broiler, atau ayam pedaging, memiliki siklus hidup yang relatif singkat namun membutuhkan pertumbuhan yang sangat cepat dan efisien. Kunci utama dalam mencapai target bobot panen tepat waktu dengan biaya produksi yang terkontrol adalah manajemen pakan yang superior. Pakan merupakan komponen biaya terbesar dalam usaha peternakan ayam broiler, seringkali mencapai 60-70% dari total biaya operasional. Oleh karena itu, memahami formulasi, kualitas, dan jadwal pemberian pakan untuk ayam broiler menjadi sangat krusial.

Nutrisi Pakan Broiler

Ilustrasi Keseimbangan Nutrisi Pakan

Tahapan Pemberian Pakan Ayam Broiler

Formulasi pakan untuk ayam broiler tidaklah seragam dari lahir hingga panen. Nutrisi yang dibutuhkan ayam berubah seiring dengan perkembangan organ dan kebutuhannya akan energi serta protein. Secara umum, pemberian pakan dibagi menjadi tiga fase utama:

1. Fase Starter (DOC – 10/14 Hari)

Fase ini adalah periode paling kritis. Ayam DOC (Day Old Chick) memiliki sistem pencernaan yang belum sempurna dan membutuhkan energi tinggi untuk adaptasi dan pertumbuhan awal. Pakan starter harus memiliki kandungan protein kasar (PK) tertinggi, biasanya berkisar antara 21-23%, serta energi metabolisme (EM) yang memadai. Tekstur pakan pada fase ini idealnya adalah crumble atau pre-starter halus untuk memudahkan konsumsi dan pencernaan. Ketersediaan nutrisi yang baik di fase ini akan menentukan potensi pertumbuhan maksimum ayam di fase selanjutnya.

2. Fase Grower (11/15 Hari – 28 Hari)

Setelah melewati masa starter, kebutuhan protein sedikit menurun, namun kebutuhan energi mulai meningkat untuk mendukung pembentukan massa otot. Pakan fase grower biasanya memiliki kandungan protein sekitar 18-20%. Pada fase ini, beberapa peternak mulai memperkenalkan pakan berbentuk pelet (pellet) yang lebih padat, meskipun beberapa masih mempertahankan bentuk crumble untuk memastikan konsumsi tetap tinggi. Transisi pakan harus dilakukan secara bertahap untuk menghindari stres.

3. Fase Finisher (29 Hari – Panen)

Fase terakhir ini berfokus pada peningkatan bobot akhir secepat mungkin menjelang masa panen (biasanya di usia 30-35 hari). Kandungan protein kembali diturunkan (sekitar 16-18%) dan rasio energi ditingkatkan untuk mendorong deposisi lemak dan daging. Pakan finisher biasanya berbentuk pelet berukuran lebih besar. Manajemen pakan pada fase ini sangat mempengaruhi FCR (Feed Conversion Ratio) akhir.

Kualitas dan Komposisi Pakan Penting

Kualitas pakan untuk ayam broiler sangat ditentukan oleh bahan baku penyusunnya. Bahan baku utama meliputi sumber energi (jagung, dedak), sumber protein (bungkil kedelai, tepung ikan), serta suplemen vitamin, mineral, dan asam amino esensial (seperti Lisin dan Metionin). Penting untuk memastikan tidak ada kontaminasi mikotoksin, yang dapat menurunkan nafsu makan, mengganggu penyerapan nutrisi, dan menyebabkan kegagalan pertumbuhan.

Pastikan pakan selalu dalam kondisi kering. Kelembapan tinggi pada pakan tidak hanya mengurangi nilai nutrisi tetapi juga menjadi media berkembang biaknya jamur penghasil racun (mikotoksin). Selain itu, kebersihan tempat pakan juga vital; tempat pakan yang kotor dapat menyebarkan penyakit dan membuat ayam enggan makan.

Strategi Pemberian Pakan Efisien

Optimalisasi pakan bukan hanya soal jenis, tetapi juga cara pemberian. Pada hari-hari awal, pakan harus selalu tersedia (ad libitum) untuk memastikan ayam mendapatkan energi yang cukup untuk bertahan hidup dan memulai pertumbuhan. Setelah ayam mapan (sekitar usia 5-7 hari), jadwal pemberian pakan dapat diatur untuk memaksimalkan efisiensi. Mengatur jadwal makan dan minum yang teratur membantu menjaga kesehatan saluran pencernaan dan memicu respon hormonal yang mendukung pertumbuhan.

Keberhasilan usaha peternakan broiler sangat bergantung pada bagaimana kita mengelola input nutrisi. Pemilihan pakan untuk ayam broiler yang sesuai dengan fase pertumbuhan, dikombinasikan dengan manajemen lingkungan dan air minum yang baik, adalah formula pasti untuk mencapai performa puncak dan profitabilitas yang maksimal.

Peternak disarankan untuk selalu berkonsultasi dengan ahli nutrisi atau perwakilan pabrikan pakan untuk menentukan jadwal penggantian formula pakan yang paling sesuai dengan kondisi ayam, strain yang digunakan, dan target produksi di kandang masing-masing.

🏠 Homepage