Anyang-anyangan, atau dalam istilah medis dikenal sebagai disuria, adalah kondisi yang sangat umum dialami oleh wanita. Rasa nyeri, perih, atau panas saat buang air kecil seringkali mengganggu aktivitas sehari-hari dan menjadi indikasi adanya gangguan pada saluran kemih. Meskipun sering dikaitkan dengan Infeksi Saluran Kemih (ISK), penyebabnya bisa lebih beragam dan penting untuk dikenali agar penanganan yang tepat dapat dilakukan.
Salah satu faktor utama mengapa wanita lebih rentan mengalami masalah kemih dibandingkan pria adalah perbedaan struktur anatomi. Uretra (saluran keluarnya urine) pada wanita memiliki panjang yang jauh lebih pendek dibandingkan pria. Selain itu, posisi uretra yang letaknya berdekatan dengan anus menjadikannya jalur mudah bagi bakteri dari saluran pencernaan, terutama *Escherichia coli* (E. coli), untuk masuk dan mencapai kandung kemih.
Ketika bakteri mencapai kandung kemih, mereka dapat berkembang biak dan menyebabkan peradangan, yang kemudian memicu gejala anyang-anyangan yang khas.
Meskipun ISK adalah penyebab paling sering, ada beberapa kondisi lain yang perlu dipertimbangkan:
ISK adalah penyebab nomor satu. Ketika bakteri telah menginvasi uretra dan kandung kemih (sistitis), gejala utamanya adalah dorongan buang air kecil yang mendesak dan sering, nyeri saat berkemih, serta urine yang keruh atau berbau tidak sedap. Jika infeksi menyebar hingga ke ginjal (pielonefritis), rasa sakit bisa menjalar hingga punggung bawah dan disertai demam tinggi.
Ketika asupan cairan kurang, urine menjadi lebih pekat. Urine yang pekat memiliki konsentrasi zat sisa yang lebih tinggi, yang dapat mengiritasi lapisan kandung kemih dan uretra, menimbulkan sensasi perih atau panas saat dikeluarkan, meskipun tidak ada infeksi aktif.
Kulit di area genital sangat sensitif. Penggunaan sabun wangi, deterjen pakaian tertentu, produk kebersihan kewanitaan, atau bahkan tisu toilet beraroma dapat menyebabkan iritasi kimiawi pada uretra atau vulva. Iritasi ini bisa meniru gejala anyang-anyangan.
Selama masa menopause, kadar estrogen menurun drastis. Penurunan estrogen menyebabkan penipisan dan kekeringan pada jaringan saluran kemih dan vagina (atrofi urogenital). Jaringan yang lebih tipis ini menjadi lebih rentan terhadap iritasi dan infeksi, seringkali menyebabkan gejala disuria kronis.
Beberapa IMS, seperti klamidia atau gonore, dapat menyebabkan peradangan pada uretra (uretritis). Gejala uretritis sangat mirip dengan ISK, termasuk rasa nyeri saat berkemih, meskipun penyebabnya adalah bakteri atau virus yang ditularkan secara seksual.
Meskipun jarang menjadi penyebab utama disuria murni, pergerakan batu kecil melalui saluran kemih dapat menyebabkan iritasi hebat pada dinding saluran, menimbulkan nyeri hebat yang dirasakan saat urine lewat.
Meskipun banyak kasus anyang-anyangan disebabkan oleh ISK sederhana yang bisa diatasi dengan banyak minum air, jangan pernah mengabaikan gejala yang berlangsung lebih dari 24-48 jam. Jika Anda mengalami gejala seperti:
Ini menandakan bahwa infeksi mungkin telah menyebar ke ginjal, suatu kondisi serius yang memerlukan penanganan antibiotik segera. Dokter biasanya akan melakukan tes urine (urinalisis) untuk mengidentifikasi bakteri penyebab dan memberikan resep obat yang sesuai. Untuk pencegahan jangka panjang, menjaga kebersihan area genital dan memastikan hidrasi yang cukup adalah langkah fundamental.