Penyakit apendiks, atau yang lebih dikenal sebagai usus buntu, adalah kondisi medis umum yang seringkali memerlukan perhatian darurat. Apendiks sendiri adalah kantung kecil berbentuk jari yang menempel pada usus besar. Ketika organ kecil ini mengalami peradangan atau infeksi, kondisi ini disebut apendisitis.
Meskipun apendiks dianggap sebagai organ vestigial (sisa evolusi), ketika ia meradang, dampaknya bisa sangat serius, bahkan mengancam nyawa jika tidak ditangani dengan cepat.
Ilustrasi sederhana usus buntu yang mengalami inflamasi.
Penyebab paling umum dari apendisitis adalah obstruksi atau penyumbatan pada lubang apendiks. Ketika sumbatan terjadi, bakteri yang biasanya ada di usus mulai berkembang biak dengan cepat di dalam kantung apendiks, menyebabkan infeksi dan peradangan. Beberapa faktor yang dapat menyebabkan obstruksi meliputi:
Gejala apendisitis dapat berkembang dengan cepat, seringkali dalam waktu 24 jam. Penting untuk mengenali pola gejalanya karena keterlambatan diagnosis dapat meningkatkan risiko pecahnya apendiks (ruptur).
Gejala klasik dari penyakit apendiks seringkali dimulai dengan rasa tidak nyaman yang samar dan kemudian berpindah lokasi:
Selain nyeri perut, penderita apendisitis sering mengalami gejala penyerta berikut:
Jika Anda atau seseorang yang Anda kenal mengalami nyeri perut hebat yang terlokalisasi di kanan bawah dan disertai demam, segera cari pertolongan medis darurat.
Diagnosis apendisitis biasanya melibatkan pemeriksaan fisik oleh dokter untuk menguji sensitivitas perut, tes darah (untuk melihat peningkatan sel darah putih), dan terkadang pencitraan seperti CT scan atau ultrasonografi (USG), terutama pada anak-anak atau wanita hamil.
Saat ini, penanganan standar dan paling efektif untuk apendisitis adalah melalui pembedahan untuk mengangkat apendiks yang meradang. Prosedur ini disebut apendektomi.
Apendektomi dapat dilakukan dengan dua cara:
Jika apendiks sudah pecah sebelum operasi, penanganan akan lebih kompleks. Pasien mungkin memerlukan antibiotik intravena yang lebih intensif dan pembersihan area perut dari nanah dan infeksi. Pemulihan pasca-ruptur akan memakan waktu lebih lama dibandingkan apendisitis non-ruptur.
Kebanyakan pasien dapat pulang dalam waktu 1 hingga 2 hari setelah operasi laparoskopi. Pemulihan penuh biasanya memakan waktu beberapa minggu. Penting untuk mengikuti instruksi dokter mengenai pembatasan aktivitas fisik, terutama menghindari mengangkat beban berat selama beberapa minggu untuk memastikan sayatan sembuh dengan baik.