Fase finisher (penyelesaian) merupakan tahapan krusial dalam budidaya ayam pedaging. Periode ini, yang biasanya dimulai sekitar usia 3 minggu hingga panen (sekitar 30-35 hari), menentukan efisiensi konversi pakan (FCR) serta kualitas akhir daging yang akan dipasarkan. Pemberian pakan finisher ayam pedaging yang tepat sangat vital untuk memaksimalkan bobot badan tanpa mengorbankan kesehatan usus ayam.
Peran Kunci Fase Finisher
Pada fase awal (starter dan grower), fokus utama adalah membangun kerangka tubuh dan organ vital. Namun, saat memasuki fase finisher, prioritas bergeser menjadi peningkatan massa otot dan deposisi lemak yang ideal. Nutrisi dalam pakan finisher harus dirancang untuk mendukung pertumbuhan cepat ini. Komposisi nutrisi harus mengalami penyesuaian signifikan dibandingkan fase sebelumnya.
Secara umum, pakan finisher memiliki kandungan energi yang lebih tinggi dan protein yang sedikit diturunkan. Penurunan kadar protein ini dilakukan karena kebutuhan protein untuk pertumbuhan massa otot mulai stabil, sementara kebutuhan energi untuk mempertahankan aktivitas dan pertumbuhan bobot tetap tinggi. Energi yang tinggi memastikan bahwa setiap kalori yang dikonsumsi efisien diubah menjadi bobot badan.
Komposisi Nutrisi Ideal Pakan Finisher
Formulasi pakan finisher harus memperhatikan beberapa parameter utama:
- Protein Kasar (PK): Biasanya berkisar antara 18% hingga 20%. Meskipun lebih rendah dari fase grower, protein yang ada harus berkualitas tinggi, terutama asam amino esensial seperti Lisin dan Metionin, yang menentukan kualitas daging.
- Energi Metabolisme (EM): Harus ditingkatkan, seringkali mencapai 3.000 hingga 3.200 Kkal/kg. Energi yang cukup mencegah ayam menggunakan protein untuk energi, sehingga protein tersisa untuk pembentukan otot.
- Kalsium dan Fosfor: Perlu dijaga keseimbangannya untuk mendukung kepadatan tulang yang kuat, terutama karena bobot ayam sudah mencapai level yang signifikan.
- Serat: Tingkat serat harus dikontrol agar tidak terlalu tinggi, yang dapat mengganggu penyerapan nutrisi oleh usus.
Strategi Pemberian Pakan Finisher
Manajemen pemberian pakan pada fase ini harus teratur. Pastikan ketersediaan pakan dan air minum selalu tanpa batas (ad libitum), namun pantau konsumsi harian. Fluktuasi konsumsi pakan dapat mengganggu laju pertumbuhan.
Transisi dari pakan grower ke pakan finisher harus dilakukan secara bertahap selama 3-5 hari untuk menghindari stres pada saluran pencernaan ayam. Pencampuran sisa pakan grower dengan pakan finisher baru secara bertahap membantu adaptasi mikrobiota usus.
Ilustrasi: Pakan yang disiapkan untuk pertumbuhan maksimal.
Mengatasi Tantangan Umum
Salah satu tantangan terbesar pada fase finisher adalah potensi masalah pada kaki (kaki pincang) akibat pertumbuhan bobot yang terlalu cepat dan tidak diimbangi oleh kekuatan tulang. Ini seringkali terkait dengan rasio kalsium dan fosfor yang tidak seimbang atau kebutuhan vitamin D yang kurang.
Selain itu, manajemen lingkungan, khususnya suhu kandang, harus tetap diperhatikan. Ayam finisher membutuhkan suhu yang sedikit lebih rendah dibandingkan masa starter, namun sirkulasi udara yang baik tetap krusial untuk mengurangi kelembaban dan gas amonia yang dapat mengganggu nafsu makan dan kesehatan pernapasan. Pemberian pakan yang kaya nutrisi harus didukung oleh lingkungan yang nyaman agar potensi nutrisi tersebut terserap sepenuhnya.
Dampak pada FCR dan Keuntungan
Keberhasilan dalam pemilihan pakan finisher ayam pedaging diukur dari seberapa baik FCR (Feed Conversion Ratio) tercapai. FCR yang rendah berarti lebih sedikit pakan yang dibutuhkan untuk menghasilkan satu kilogram daging. Mengingat pakan merupakan komponen biaya terbesar dalam budidaya (mencapai 60-70%), optimalisasi pada fase ini secara langsung meningkatkan margin keuntungan peternak.
Pemantauan berat badan harian sangat disarankan. Jika pertumbuhan melambat di minggu terakhir, evaluasi segera terhadap kualitas dan kuantitas pakan finisher yang diberikan perlu dilakukan. Jangan tergoda untuk beralih ke pakan yang terlalu murah di fase ini, karena penurunan kualitas nutrisi akan berdampak besar pada bobot akhir panen.
Kesimpulannya, pakan finisher adalah investasi terakhir yang menentukan hasil akhir budidaya. Dengan formulasi yang tepat, transisi yang mulus, dan manajemen lingkungan yang mendukung, peternak dapat memastikan ayam pedaging mencapai potensi genetiknya secara optimal.