Ilustrasi: Ayam yang diberi nutrisi optimal.
Untuk peternak ayam petelur, tujuan utama adalah memaksimalkan produksi telur dengan kualitas terbaik dan dalam waktu sesingkat mungkin. Kunci keberhasilan ini terletak pada manajemen pakan yang tepat. Pakan bukan sekadar isian perut, melainkan sumber energi dan material pembentuk cangkang serta kuning telur. Pemberian makanan ayam petelur supaya cepat bertelur memerlukan perhatian khusus terhadap komposisi nutrisi esensial.
Kalsium (Ca) adalah mineral paling vital dalam pembentukan cangkang telur yang kuat. Kekurangan kalsium dapat menyebabkan telur tipis, lembek, atau bahkan tidak bertelur sama sekali (kegagalan pembentukan cangkang). Idealnya, ayam petelur membutuhkan asupan kalsium sekitar 3,5% hingga 4,5% dari total pakan hariannya, terutama saat fase puncak produksi.
Fosfor (P) bekerja sinergis dengan Kalsium dalam metabolisme energi dan penyerapan nutrisi. Keseimbangan Ca:P harus dijaga, umumnya rasio 10:1 atau 12:1.
Telur terdiri dari air, lemak, protein, serta vitamin dan mineral. Protein menyediakan asam amino yang dibutuhkan untuk membentuk albumin (putih telur) dan komponen kuning telur. Ayam petelur yang sedang aktif bertelur membutuhkan pakan dengan kandungan protein kasar (PK) antara 16% hingga 18%.
Sumber protein yang baik meliputi bungkil kedelai, tepung ikan, atau bungkil kelapa. Kualitas protein sangat menentukan kecepatan ayam memasuki dan mempertahankan fase bertelur.
Proses pembentukan satu butir telur membutuhkan energi yang besar. Energi dalam pakan biasanya berasal dari karbohidrat yang terkandung dalam jagung, dedak padi, atau sumber pati lainnya. Pakan ayam petelur harus memiliki kadar energi metabolisme (EM) yang memadai, biasanya berkisar antara 2700 hingga 2900 Kkal/kg. Kekurangan energi sering menjadi penyebab ayam mengalami penurunan bobot badan dan produksi telur yang menurun drastis.
Selain makronutrien (protein, lemak, karbohidrat) dan mineral utama (Ca, P), vitamin berperan sebagai katalisator metabolisme:
Tidak hanya jenis pakan, cara pemberian juga memengaruhi kecepatan bertelur. Ayam petelur sebaiknya diberikan pakan dalam jumlah cukup tanpa membuat mereka terlalu kenyang hingga mengurangi konsumsi.
Pemberian pakan harus dilakukan secara konsisten, umumnya 3 hingga 4 kali sehari, atau menggunakan sistem pemberian pakan bebas (ad libitum) asalkan kualitas pakan terjamin. Pastikan ayam selalu memiliki akses ke air minum bersih, karena air sangat penting dalam pembentukan isi telur.
Ayam mulai memasuki masa puncak produksi (biasanya sekitar usia 18-22 minggu). Pada fase ini, kebutuhan nutrisi sangat tinggi. Jika ayam tidak segera diberikan pakan formulasi layer (bukan pakan starter atau grower), proses pembentukan telur akan terhambat. Pastikan perpindahan pakan dilakukan secara bertahap selama 7 hingga 10 hari untuk menghindari stres pencernaan.
Dengan memahami kebutuhan spesifik ayam petelur pada fase produksi, peternak dapat menyusun menu pakan yang optimal, memastikan ayam tidak hanya cepat bertelur, tetapi juga menghasilkan telur yang berkualitas tinggi secara berkelanjutan.