Anoreksia pada kucing, atau hilangnya nafsu makan secara signifikan dan berkepanjangan, adalah kondisi serius yang tidak boleh diabaikan oleh pemilik hewan peliharaan. Berbeda dengan manusia, kucing tidak dapat menahan diri dari makan selama lebih dari 24 hingga 36 jam tanpa berisiko mengalami komplikasi kesehatan serius, terutama masalah hati yang disebut lipidosis hepatik (fatty liver syndrome). Oleh karena itu, mengenali gejala dan segera bertindak adalah kunci untuk menyelamatkan nyawa kucing Anda.
Penolakan makan pada kucing jarang sekali merupakan masalah perilaku semata; hampir selalu ada penyebab medis yang mendasarinya. Diagnosis yang akurat memerlukan pemeriksaan menyeluruh oleh dokter hewan. Penyebab anoreksia dapat dikelompokkan menjadi beberapa kategori utama:
Banyak penyakit sistemik yang menyebabkan rasa sakit, mual, atau ketidaknyamanan sehingga kucing menolak makan. Beberapa kondisi umum meliputi:
Meskipun penyebab medis lebih umum, stres lingkungan dapat memicu penurunan nafsu makan sementara. Kucing sangat sensitif terhadap perubahan.
Sebagai pemilik, Anda harus sangat peka terhadap perubahan kebiasaan makan. Jika kucing Anda melewatkan satu kali makan, itu mungkin bukan masalah besar. Namun, jika ini berlangsung lebih dari sehari, segera cari bantuan profesional. Tanda-tanda lain yang menyertai anoreksia meliputi:
Tindakan pertama dan paling penting adalah **konsultasi dengan dokter hewan**. Dokter hewan akan melakukan pemeriksaan fisik, mungkin tes darah, dan tes pencitraan untuk mengidentifikasi akar permasalahannya. Pengobatan akan difokuskan pada mengatasi penyakit yang mendasari.
Sementara dokter hewan bekerja menangani penyebab utama, Anda dapat mencoba beberapa strategi untuk mendorong kucing makan:
Kucing anoreksia adalah keadaan darurat medis. Mengabaikan kondisi ini dapat menyebabkan kerusakan hati permanen atau bahkan kematian dalam hitungan hari. Tindakan cepat dan kolaborasi erat dengan tim medis hewan adalah jalur terbaik untuk pemulihan total kucing kesayangan Anda.