Ilustrasi simbolis proses penguburan ari-ari.
Pentingnya Ari-Ari dalam Perspektif Islam
Ari-ari atau plasenta adalah organ yang sangat penting selama masa kehamilan, berfungsi sebagai jembatan kehidupan antara ibu dan bayi. Setelah proses persalinan, ari-ari akan keluar dari tubuh ibu. Dalam banyak budaya, termasuk tradisi Islam, proses pembuangan ari-ari ini memiliki tata cara dan nilai tersendiri yang perlu diperhatikan oleh umat Muslim.
Meskipun Al-Qur'an dan hadis secara eksplisit tidak merinci secara rinci mengenai tata cara membuang ari-ari, namun panduan umum dari sunnah Nabi Muhammad SAW dan pemahaman ulama menggarisbawahi pentingnya memperlakukan sisa-sisa biologis manusia dengan penuh penghormatan dan kesucian.
Tata Cara Memendam Ari-Ari yang Dianjurkan
Mengacu pada praktik yang dianjurkan dan kebiasaan masyarakat Muslim yang berpegang teguh pada ajaran Islam, ada beberapa langkah utama dalam memendam ari-ari:
1. Menjaga Kebersihan dan Kesucian
Langkah pertama dan yang paling utama adalah memastikan ari-ari dibersihkan dari darah dan kotoran sebisa mungkin. Ari-ari harus diperlakukan sebagai bagian dari tubuh manusia yang mulia, sehingga tidak boleh dibuang begitu saja di tempat sampah umum atau di sembarang tempat. Kebersihan ini merupakan bentuk penghormatan terhadap ciptaan Allah.
2. Penguburan di Tanah
Mayoritas ulama sepakat bahwa cara yang paling utama dan dianjurkan untuk membuang ari-ari adalah dengan menguburnya di dalam tanah. Tindakan ini sejalan dengan prinsip bahwa segala sesuatu yang berasal dari bumi (tubuh manusia) harus dikembalikan ke bumi dengan cara yang terhormat.
Penguburan ini idealnya dilakukan di halaman rumah atau tempat yang bersih, tidak jauh dari tempat tinggal, sebagai simbol bahwa bagian dari kehidupan anak tersebut kini menyatu dengan tempat ia dilahirkan.
3. Tata Cara Penguburan
Proses penguburan ari-ari harus dilakukan dengan tata cara yang sederhana namun penuh adab:
- Persiapan Lubang: Gali lubang sedalam sekitar satu hasta atau lebih. Kedalaman ini bertujuan agar ari-ari tidak mudah digali oleh hewan.
- Pembungkusan: Ari-ari sebaiknya dibungkus dengan kain kafan putih atau kain bersih lainnya, mirip dengan proses pengafanan jenazah dalam skala kecil. Hal ini menegaskan penghormatan.
- Doa (Opsional): Meskipun tidak ada doa khusus yang wajib dibaca, banyak keluarga Muslim mendoakan kesehatan dan keberkahan bagi anak yang baru lahir tersebut saat proses penguburan berlangsung.
- Penutupan: Setelah diletakkan di lubang, timbun kembali dengan tanah hingga rata.
Larangan dan Hal yang Harus Dihindari
Dalam konteks Islam, terdapat beberapa hal yang sebaiknya dihindari terkait pembuangan ari-ari:
- Tidak Boleh Dibuang Sembarangan: Membuang ari-ari ke sungai, laut, atau tempat sampah umum dianggap perbuatan yang kurang menghormati. Hal ini berpotensi menimbulkan najis dan tidak sesuai dengan adab Islam.
- Hindari Ritual Berlebihan: Meskipun ada beberapa tradisi lokal yang mengadakan upacara besar saat membuang ari-ari, umat Muslim dianjurkan untuk menjauhi ritual yang berbau syirik atau bid'ah. Fokus utama adalah kebersihan dan penguburan yang sederhana.
- Jauhkan dari Tempat Kotor: Ari-ari tidak boleh diperlakukan layaknya sampah medis biasa atau dibuang di tempat yang kotor dan hina.
Hikmah di Balik Penguburan Ari-Ari
Mengapa Islam menekankan penguburan ari-ari? Hikmahnya terletak pada beberapa aspek:
Pertama, sebagai bentuk syukur kepada Allah atas karunia kelahiran. Kedua, sebagai pengakuan bahwa ari-ari adalah bagian dari diri manusia yang pernah hidup, meskipun sebentar, sehingga pantas mendapatkan perlakuan yang terhormat. Ketiga, mencegah potensi timbulnya penyakit atau bau yang tidak sedap jika dibiarkan di tempat terbuka.
Secara keseluruhan, cara memendam ari-ari menurut Islam adalah dengan menjadikannya proses yang bersih, sederhana, dan penuh rasa hormat, yaitu dengan menguburnya di dalam tanah.