Sekam padi, seringkali dianggap sebagai limbah pertanian, sebenarnya menyimpan potensi besar. Kulit luar dari bulir padi ini bukan sekadar sampah yang harus dibuang setelah proses penggilingan, melainkan bahan baku berharga yang dapat dimanfaatkan dalam berbagai sektor, mulai dari pertanian, konstruksi, hingga energi. Memahami cara membuat sekam padi dalam konteks pengolahannya adalah kunci untuk memaksimalkan nilai ekonomis dan lingkungan dari hasil panen padi.
Proses utama yang menghasilkan sekam padi adalah ketika gabah (padi yang masih berkulit) melalui mesin penggilingan (power thresher atau huller). Sekam ini terlepas secara otomatis. Namun, artikel ini akan lebih fokus pada bagaimana sekam tersebut diolah lebih lanjut untuk mendapatkan manfaat maksimal, seperti menjadi pupuk (abu sekam) atau bahan bakar.
Langkah pertama dalam memanfaatkan sekam adalah memisahkannya dari beras dan dedak (ampas). Proses ini terjadi secara mekanis di pabrik penggilingan padi. Setelah penggilingan, tiga produk utama yang dihasilkan adalah:
Sekam yang terkumpul harus disimpan di tempat yang kering. Kelembaban adalah musuh utama sekam karena dapat memicu pembusukan atau memudahkan pertumbuhan jamur, yang mengurangi kualitasnya jika akan digunakan sebagai bahan bakar atau media tanam.
Salah satu pemanfaatan sekam padi yang paling populer adalah mengubahnya menjadi abu sekam. Abu sekam sangat kaya akan silika (SiO2) dan kalium, menjadikannya pupuk alami yang sangat baik, terutama untuk tanaman yang membutuhkan ketahanan batang.
Untuk membuat abu sekam, sekam harus dibakar. Namun, pembakaran harus dilakukan secara hati-hati agar tidak menghasilkan abu putih total (yang miskin nutrisi). Tujuan kita adalah abu yang berwarna keabu-abuan hingga hitam kecoklatan, yang menandakan kandungan silika dan mineral lainnya masih terjaga.
Abu sekam yang baik memiliki pH basa dan dapat menetralkan keasaman tanah sekaligus menyediakan unsur hara mikro yang dibutuhkan tanaman.
Metode yang lebih canggih daripada pembakaran biasa adalah pirolisis, yang menghasilkan biochar. Biochar adalah arang yang dibuat dari biomassa seperti sekam padi melalui pemanasan tanpa oksigen (atau sangat sedikit oksigen).
Meskipun proses pirolisis membutuhkan alat yang lebih spesifik (seperti retort atau reaktor pirolisis), hasilnya jauh lebih unggul daripada sekadar abu hasil pembakaran terbuka. Pembuatan biochar melibatkan pemanasan sekam padi hingga suhu 350°C hingga 700°C dalam lingkungan anaerobik (tanpa udara) selama beberapa jam. Hasil akhirnya adalah material karbon yang stabil dan sangat bermanfaat bagi kesuburan tanah jangka panjang.
Bagi para pegiat hidroponik atau budidaya jamur, sekam padi mentah atau yang sudah melalui proses fermentasi sering digunakan sebagai media tanam alternatif.
Sekam padi memberikan aerasi yang sangat baik pada media tanam karena sifatnya yang ringan dan keras, mencegah pemadatan tanah. Dengan memahami berbagai cara mengolah sekam padi, kita tidak hanya mengurangi limbah pertanian tetapi juga menciptakan produk bernilai tambah tinggi yang mendukung praktik pertanian berkelanjutan.