Panduan Lengkap Beternak Ayam Ras Petelur

Diagram Sederhana Kandang Ayam Petelur Pintu Pakan Minum Ayam Petelur

Beternak ayam ras petelur merupakan salah satu peluang usaha agribisnis yang menjanjikan. Dengan permintaan pasar yang stabil terhadap telur sebagai sumber protein hewani utama, peternakan ini menawarkan potensi keuntungan yang signifikan jika dikelola dengan benar. Namun, keberhasilan dalam usaha ini sangat bergantung pada pemilihan bibit, manajemen kandang, nutrisi pakan, hingga penanganan pasca-panen.

1. Pemilihan Bibit Ayam Petelur

Langkah awal yang krusial adalah memilih bibit (day old chick/DOC) yang berkualitas. Untuk ayam petelur, biasanya dipilih galur komersial seperti Leghorn atau strain ISA Brown yang terkenal memiliki produktivitas tinggi. Pastikan Anda mendapatkan DOC dari penetasan yang terpercaya, sehat, dan telah divaksinasi dasar sesuai standar. Kesehatan bibit akan menentukan puncak produksi telur di masa mendatang.

2. Desain dan Manajemen Kandang

Kandang ayam petelur harus dirancang untuk memberikan kenyamanan maksimal agar ayam dapat berproduksi optimal. Dua tipe kandang utama yang umum digunakan adalah kandang postal (lantai) dan kandang baterai. Untuk skala modern, kandang baterai lebih sering dipilih karena memudahkan pemantauan individu, kebersihan telur, dan pengendalian penyakit.

Faktor penting lainnya dalam kandang meliputi ventilasi yang memadai, suhu ideal (sekitar 24-27°C), dan intensitas cahaya yang terkontrol. Ayam petelur memerlukan pencahayaan yang cukup untuk merangsang produksi hormon telur. Kepadatan kandang juga harus diperhatikan; terlalu padat menyebabkan stres dan menurunkan produksi.

3. Nutrisi dan Pemberian Pakan

Pakan menyumbang porsi biaya operasional terbesar, seringkali mencapai 60-70%. Oleh karena itu, formulasi pakan harus tepat. Ayam petelur membutuhkan pakan yang kaya protein (sekitar 16-18%) dan kalsium yang tinggi (sekitar 3.5-4.5%) terutama saat memasuki masa puncak bertelur. Pemberian pakan biasanya dibagi menjadi beberapa fase: starter, grower, dan layer. Pastikan air minum selalu bersih dan tersedia 24 jam. Kualitas air sangat memengaruhi kesehatan pencernaan dan penyerapan nutrisi.

4. Program Kesehatan dan Vaksinasi

Pencegahan penyakit jauh lebih murah daripada pengobatan. Program bio-sekuriti yang ketat harus diterapkan. Ini mencakup pembatasan akses orang luar, desinfeksi rutin, dan pemisahan antara ayam sakit dan ayam sehat. Jadwal vaksinasi harus diikuti secara ketat sesuai rekomendasi dokter hewan, umumnya mencakup vaksin ND (Newcastle Disease), Gumboro, dan Fowl Pox, yang disesuaikan dengan kondisi risiko penyakit di wilayah Anda. Monitoring kesehatan harian sangat penting untuk mendeteksi gejala awal penyakit.

5. Masa Puncak Produksi dan Monitoring

Ayam ras petelur biasanya mulai bertelur pada usia sekitar 18-20 minggu. Periode puncak produksi terjadi antara usia 25 hingga 40 minggu, di mana tingkat produksi bisa mencapai 90% atau lebih. Selama periode ini, manajemen harus fokus pada menjaga kondisi tubuh ayam agar tidak kurus (body weight loss) yang dapat menyebabkan penurunan produksi permanen.

Pencatatan harian adalah kunci. Catat jumlah telur yang dihasilkan, mortalitas (kematian), dan jumlah pakan yang dikonsumsi. Data ini membantu Anda menghitung FCR (Feed Conversion Ratio) dan persentase produksi, yang merupakan indikator kinerja utama dalam beternak ayam petelur.

6. Penanganan Hasil Panen (Telur)

Kualitas telur sangat ditentukan oleh kebersihannya. Segera setelah dikumpulkan, telur harus disimpan di ruangan yang sejuk dan lembap, jauh dari sumber bau menyengat. Jangan mencuci telur sebelum dijual atau disimpan dalam waktu lama karena dapat menghilangkan lapisan pelindung alami (bloom), yang membuatnya lebih rentan terhadap kontaminasi bakteri. Sortir telur berdasarkan ukuran dan kualitas cangkangnya sebelum didistribusikan ke pasar atau pengepul. Dengan manajemen yang teliti dan konsisten, usaha beternak ayam ras petelur dapat memberikan hasil yang memuaskan.

🏠 Homepage