Beternak ayam buras, atau ayam kampung asli, telah lama menjadi pilihan utama bagi peternak skala kecil hingga menengah di Indonesia. Berbeda dengan ayam ras yang membutuhkan manajemen intensif, ayam buras terkenal karena daya tahannya yang tinggi terhadap penyakit dan kemampuannya beradaptasi dengan lingkungan lokal. Potensi keuntungan dari penjualan telur atau daging ayam buras seringkali lebih stabil karena permintaan pasar selalu ada, terutama untuk keperluan konsumsi tradisional.
Langkah awal kesuksesan dalam beternak ayam buras adalah pemilihan bibit (DOC - Day Old Chick). Meskipun sifatnya yang ‘kampungan’, kualitas genetik sangat memengaruhi hasil akhir. Carilah DOC dari indukan yang sudah teruji produktivitasnya. Ayam buras unggul biasanya menunjukkan pertumbuhan yang lebih cepat dibandingkan ayam kampung liar. Pastikan DOC yang Anda beli sehat, lincah, memiliki pusar kering, dan berat badan seragam. Jangan tergiur harga murah jika kualitas bibit meragukan, karena biaya pengobatan dan mortalitas akan lebih besar di kemudian hari.
Kandang ayam buras tidak harus mewah, namun harus memenuhi standar kebersihan, sirkulasi udara, dan perlindungan dari predator. Karena ayam buras lebih aktif, mereka membutuhkan ruang gerak yang cukup. Banyak peternak sukses menerapkan sistem semi-intensif, di mana ayam diberi kandang panggung saat malam hari untuk perlindungan, dan dilepaskan di area umbaran (halaman) pada siang hari. Pastikan alas kandang kering (menggunakan sekam padi) dan diganti secara berkala untuk mencegah penumpukan amonia yang dapat menyebabkan masalah pernapasan.
Pakan adalah komponen biaya terbesar dalam peternakan. Untuk ayam buras, pakan bisa disiasati. Pada fase starter (0-8 minggu), gunakan pakan komersial berkualitas tinggi untuk mendukung pertumbuhan awal yang optimal. Setelah melewati fase tersebut, peternak dapat mulai mencampur pakan sendiri (ransum), mengombinasikan konsentrat dengan bahan lokal seperti dedak padi, jagung giling, ampas tahu, atau bahkan hijauan segar. Kunci utamanya adalah keseimbangan nutrisi, terutama protein, yang sangat penting untuk ayam petelur.
Meskipun ayam buras dikenal tahan banting, mereka tetap rentan terhadap penyakit seperti Newcastle Disease (ND) atau Gumboro. Program vaksinasi wajib dilakukan sesuai jadwal yang direkomendasikan, terutama untuk ayam yang masih muda. Selain vaksinasi, sanitasi lingkungan kandang adalah benteng pertahanan terbaik. Jaga agar tempat minum selalu bersih dan air minum diganti setiap hari. Jika ada indikasi ayam sakit (lesu, nafsu makan turun), segera isolasi untuk mencegah penularan ke seluruh populasi.
Ada dua jalur pemasaran utama: daging dan telur. Ayam buras pedaging umumnya dipanen pada usia 4 hingga 6 bulan, tergantung target pasar. Keunggulan daging ayam buras adalah teksturnya yang lebih padat dan rasanya yang dianggap lebih gurih oleh konsumen. Untuk telur, ayam buras mulai bertelur di usia sekitar 5-6 bulan. Kumpulkan telur secara rutin dan pastikan proses pengeraman atau penjualan dilakukan dengan cepat. Membangun kepercayaan dengan pasar lokal (warung atau rumah makan) seringkali menjadi strategi pemasaran yang paling efektif untuk produk ayam buras yang bernilai premium.