Ilustrasi Ayam Kampung
Permintaan pasar terhadap daging ayam kampung terus meningkat. Berbeda dengan ayam ras broiler yang pertumbuhannya cepat namun rentan penyakit, ayam kampung menawarkan kualitas daging yang lebih sehat, cita rasa yang khas, dan harga jual yang cenderung stabil bahkan lebih tinggi. Potensi keuntungan dari beternak ayam kampung pedaging menjadikannya pilihan menarik bagi peternak skala rumahan maupun profesional.
Meskipun pertumbuhannya lebih lambat dibandingkan ayam ras, ayam kampung memiliki daya tahan tubuh yang kuat, sehingga biaya pengobatan cenderung lebih rendah. Kunci suksesnya terletak pada manajemen pemeliharaan yang tepat dan fokus pada siklus panen yang efisien.
Keberhasilan budidaya sangat bergantung pada persiapan awal dan penerapan teknik pemeliharaan yang konsisten. Berikut adalah langkah-langkah esensial:
Bibit ayam kampung (Day Old Chick/DOC) harus berasal dari penetasan terpercaya. Cari DOC yang aktif bergerak, pusar kering, dan tidak cacat fisik. Kualitas bibit akan sangat menentukan tingkat mortalitas dan laju pertumbuhan hingga masa panen.
Kandang harus didesain untuk memberikan kenyamanan dan perlindungan maksimal. Pastikan sirkulasi udara baik, namun terlindungi dari angin kencang dan hujan langsung.
Fase pedaging membutuhkan nutrisi tinggi. Transisi pakan harus dilakukan bertahap sesuai fase pertumbuhan:
Penyediaan air minum yang bersih dan segar harus selalu tersedia.
Meskipun ayam kampung lebih tahan banting, pencegahan tetap nomor satu. Lakukan program vaksinasi wajib (misalnya ND/Newcastle Disease) sesuai jadwal yang direkomendasikan. Jaga kebersihan kandang secara rutin (sanitasi) untuk meminimalisir bakteri patogen.
Waktu panen untuk beternak ayam kampung pedaging umumnya berkisar antara 80 hingga 100 hari, tergantung pada jenis strain yang digunakan dan target berat yang diinginkan (rata-rata 0.8 kg hingga 1.2 kg per ekor).
Analisis keuntungan harus meliputi: biaya DOC, biaya pakan (biasanya menyumbang 60-70% dari total biaya operasional), biaya kandang/listrik, dan vaksinasi. Dengan harga jual yang relatif tinggi di pasar tradisional maupun restoran, pengembalian modal biasanya dapat dicapai dalam satu siklus panen jika manajemen pakan dan kesehatan ternak berjalan baik.