Di dunia peternakan unggas, terdapat berbagai jenis ayam yang dibudidayakan untuk tujuan komersial. Salah satu yang memegang peranan penting, khususnya dalam produksi telur berkualitas tinggi, adalah ayam ras merah. Jenis ayam ini telah menjadi favorit para peternak karena performa produksinya yang konsisten dan ketahanannya yang relatif baik terhadap kondisi lingkungan peternakan yang bervariasi.
Ayam ras merah bukanlah satu galur tunggal, melainkan kategori umum yang merujuk pada ayam-ayam hasil persilangan genetik (hibrida) yang secara dominan menunjukkan warna bulu merah kecoklatan, coklat tua, hingga merah bata. Secara umum, ayam ras ini dikembangkan melalui program pemuliaan intensif untuk mencapai efisiensi konversi pakan yang maksimal, terutama dalam menghasilkan telur dengan cangkang berwarna coklat yang sangat diminati pasar.
Karakteristik fisik yang paling menonjol dari ayam ras merah meliputi:
Fokus utama pengembangan ayam ras merah adalah pada produksi telur konsumsi. Mereka dikenal sebagai "layer" yang handal. Produktivitas mereka sangat tinggi, seringkali mampu menghasilkan lebih dari 280 butir telur per ekor per tahun pada puncak produksinya. Periode puncak produksi (peak production) mereka biasanya dicapai pada usia antara 20 hingga 35 minggu, dan kemampuan bertelurnya tetap stabil hingga usia afkir.
Untuk memaksimalkan potensi ayam ras merah, manajemen nutrisi harus sangat ketat. Kebutuhan nutrisi berubah seiring dengan fase pertumbuhan dan produksi. Pada fase starter dan grower, fokus adalah pada pembangunan kerangka dan otot. Namun, begitu memasuki fase layer, formulasi pakan harus ditingkatkan kandungan proteinnya serta diperkaya dengan kalsium dan Fosfor untuk menjamin kualitas cangkang telur.
Kalsium yang cukup sangat vital. Kekurangan kalsium dapat menyebabkan telur cangkang tipis atau bahkan telur yang tidak bercangkang sama sekali (egg binding), yang tentunya merugikan secara ekonomi. Para peternak sering menggunakan suplemen grit kalsium atau oyster shell yang disediakan secara terpisah agar ayam dapat mengatur sendiri kebutuhan mineralnya.
Meskipun ayam ras petelur putih (seperti Leghorn) mendominasi pasar karena efisiensi pakan yang sedikit lebih unggul dan ukuran telur yang lebih seragam, ayam ras merah tetap memiliki ceruk pasar yang kuat. Pasar konsumen seringkali memiliki preferensi tersendiri terhadap telur berwarna coklat (merah). Secara umum, telur dari ayam ras merah dianggap memiliki kualitas internal yang sangat baik, termasuk warna kuning telur yang lebih pekat, meskipun studi ilmiah sering menunjukkan bahwa nutrisi pakan adalah penentu utama warna kuning telur, bukan warna cangkang.
Dari sisi ketahanan, banyak galur ayam ras merah yang menunjukkan adaptasi yang lebih baik terhadap stres panas dan manajemen kandang yang kurang ideal, menjadikannya pilihan yang lebih pragmatis bagi peternak di daerah tropis atau bagi peternakan skala kecil hingga menengah yang belum sepenuhnya menerapkan sistem kandang tertutup (closed house).
Meskipun unggul dalam produksi, pemeliharaan ayam ras merah juga menghadapi tantangan. Salah satu isu utama adalah perilaku kanibalisme atau pecking order yang kadang lebih agresif dibandingkan ras putih, terutama jika kepadatan kandang terlalu tinggi atau nutrisi tidak seimbang. Hal ini memerlukan manajemen lingkungan yang baik, seperti menyediakan cukup tempat pakan/minum dan menyediakan bahan pengayaan (enrichment) dalam kandang.
Selain itu, masa produktif ayam ras merah secara komersial cenderung sedikit lebih pendek dibandingkan ras putih jika dipertahankan hingga usia sangat tua. Keputusan untuk afkir (mengakhiri masa produksi) biasanya didasarkan pada penurunan produksi telur di bawah ambang batas ekonomis, yang perlu dipertimbangkan dalam perencanaan bisnis peternakan secara keseluruhan.