Dalam dunia peternakan unggas, khususnya ayam kampung atau ayam ras petelur, seringkali muncul berbagai mitos dan kepercayaan turun-temurun yang menarik. Salah satu mitos yang paling sering diperdebatkan dan seringkali menjadi bahan obrolan antar peternak adalah klaim bahwa ayam petelur jantan bisa bertelur. Pertanyaan ini seringkali muncul dari pengamatan yang kurang tepat atau kesalahpahaman mendasar mengenai anatomi dan biologi unggas.
Untuk menjawab pertanyaan ini secara ilmiah dan berdasarkan fakta biologi, jawabannya sangat tegas: Tidak mungkin seekor ayam jantan menghasilkan telur. Mitos ini bertentangan langsung dengan prinsip dasar reproduksi pada burung.
Perbedaan antara ayam jantan (ayam jago) dan ayam betina (induk) tidak hanya terletak pada ciri fisik luar seperti ukuran jengger, bentuk taji, atau suara kokoknya. Perbedaan paling krusial terletak pada sistem reproduksi internal mereka. Ayam betina memiliki organ khusus yang disebut ovarium, yang bertanggung jawab memproduksi kuning telur (yolk) dan kemudian memprosesnya menjadi putih telur serta cangkang sebelum dikeluarkan sebagai telur yang siap dierami.
Sebaliknya, ayam jantan memiliki testis yang berfungsi memproduksi sperma untuk pembuahan. Ayam jantan sama sekali tidak memiliki ovarium atau saluran reproduksi yang mendukung pembentukan dan pengeluaran cangkang telur. Oleh karena itu, secara anatomi, ayam jantan secara biologis tidak memiliki kemampuan fisik untuk bertelur.
Lalu, dari mana munculnya kepercayaan yang begitu kuat bahwa ayam petelur jantan bisa bertelur? Ada beberapa faktor yang berkontribusi terhadap munculnya mitos ini:
Sangat penting bagi peternak untuk membedakan antara telur yang sesungguhnya dengan massa anomali yang mungkin dikeluarkan oleh unggas. Ketika ayam betina mengalami masalah reproduksi, seperti salpingitis (infeksi saluran telur) atau adanya kista, mereka mungkin mengeluarkan gumpalan jaringan, lendir kental, atau bahkan struktur yang menyerupai telur tanpa cangkang yang keras (disebut juga telur lunak atau telur "karet"). Jika objek ini ditemukan pada ayam yang Anda yakini jantan, besar kemungkinan itu adalah ayam betina yang sakit atau ayam yang memiliki kelainan genetik/hormonal yang menyebabkan munculnya ciri-ciri jantan.
Memahami bahwa ayam petelur jantan tidak bisa bertelur adalah dasar manajemen penetasan dan pemisahan kandang yang efektif. Jika Anda mendapati seekor ayam jantan yang diduga bertelur, langkah pertama yang harus diambil adalah mengisolasi ayam tersebut untuk pemeriksaan lebih lanjut. Jangan menghabiskan sumber daya untuk mencoba memelihara ayam yang dianggap ajaib tersebut untuk tujuan produksi telur, karena itu mustahil.
Fokuslah pada ayam betina yang sehat. Produksi telur yang optimal bergantung pada nutrisi yang tepat, pencahayaan yang memadai, dan lingkungan kandang yang bebas stres bagi ayam betina. Mitos ayam jantan bertelur harus ditempatkan pada kategori cerita rakyat, bukan sebagai panduan praktis dalam dunia peternakan modern.