Minggu kedua dalam siklus hidup ayam pedaging seringkali dianggap sebagai fase kritis yang menentukan keberhasilan pertumbuhan hingga panen. Pada usia 2 minggu, postur tubuh ayam mulai berubah signifikan. Mereka tidak lagi sepenuhnya bergantung pada energi kuning telur seperti minggu pertama, melainkan mulai membutuhkan asupan nutrisi padat dan manajemen lingkungan yang sangat terkontrol untuk mencapai laju pertumbuhan maksimal. Kelalaian sekecil apa pun pada fase ini dapat berdampak jangka panjang pada FCR (Feed Conversion Ratio) dan berat badan akhir.
Gambar ilustrasi pertumbuhan ayam pedaging pada usia dua minggu.
Nutrisi dan Pakan: Transisi ke Fase Grower
Pada umur 2 minggu, kebutuhan protein ayam pedaging mulai sedikit menurun dibandingkan fase starter (0-10 hari), namun kebutuhan energi harus tetap tinggi untuk mendukung pertumbuhan tulang dan otot yang cepat. Mayoritas peternak beralih ke formulasi pakan fase 'Grower' pada rentang usia ini, atau setidaknya mengintensifkan pakan starter yang berkualitas tinggi. Pastikan pakan mudah dijangkau dan selalu tersedia.
Pemberian pakan harus diawasi ketat untuk menghindari penumpukan sisa pakan yang dapat menyebabkan kontaminasi atau jamur. Kelembaban pakan harus dijaga. Jika menggunakan pakan pelet, pastikan ukuran pelet sudah sesuai agar tidak menyulitkan ayam muda untuk mengonsumsinya. Kualitas air minum juga sangat vital; air harus bersih, segar, dan suhunya nyaman.
Manajemen Kandang yang Lebih Intensif
Peningkatan populasi ayam yang lebih besar dan aktif memerlukan penyesuaian manajemen litter (alas kandang). Pada usia 2 minggu, laju pertambahan bobot ayam menyebabkan peningkatan ekskresi kotoran dan uap air.
Kunci Manajemen Litter:
- Penggemburan: Lakukan penggemburan litter secara berkala (setidaknya sekali sehari) untuk mencegah penggumpalan, mengurangi risiko kaki basah, dan membebaskan gas amonia.
- Kepadatan Kandang: Evaluasi kembali kepadatan. Jika kepadatan sudah melebihi batas ideal (biasanya 10-12 ekor per meter persegi, tergantung strain), pertimbangkan pemindahan atau pemisahan kandang untuk mengurangi stres dan persaingan antar individu.
- Ventilasi: Ventilasi harus ditingkatkan secara bertahap. Pada usia ini, ayam sudah menghasilkan lebih banyak panas tubuh dan juga lebih banyak menghasilkan amonia. Sirkulasi udara yang baik sangat penting untuk membuang amonia di bawah batas aman (idealnya di bawah 25 ppm).
Pengendalian Suhu dan Keseimbangan
Suhu adalah faktor yang paling sering menimbulkan masalah pada ayam pedaging umur 2 minggu. Mereka sudah mulai mengurangi ketergantungan total pada pemanas (brooder) karena bulu-bulu penutup tubuh (fluff) mulai digantikan oleh bulu dewasa yang lebih efektif melindungi panas. Namun, mereka belum sepenuhnya mampu mengatur suhu tubuh sendiri.
Suhu ideal untuk ayam umur 2 minggu umumnya berada di kisaran 29°C hingga 31°C. Pemantauan perilaku ayam adalah indikator terbaik. Jika ayam bergerombol di bawah pemanas, suhu terlalu dingin. Jika mereka tersebar menjauhi pemanas dan terengah-engah, suhu terlalu panas. Keseimbangan suhu memastikan energi dari pakan teralokasi untuk pertumbuhan, bukan untuk termoregulasi.
Vaksinasi dan Biosekuriti
Umur 2 minggu seringkali menjadi periode vaksinasi kedua, tergantung pada program vaksinasi yang diterapkan peternak (misalnya, vaksinasi Newcastle Disease/ND atau Gumboro yang kedua). Pastikan proses vaksinasi dilakukan dengan prosedur yang benar, suhu vaksin terjaga, dan ayam dalam kondisi prima saat divaksinasi untuk meminimalisir reaksi pasca-vaksinasi.
Biosekuriti harus diperketat. Ayam pada fase ini sangat rentan terhadap penyakit pernapasan dan infeksi kuman yang berasal dari kontaminasi litter atau peralatan. Area kandang harus bebas dari lalu lalang orang yang tidak berkepentingan, dan disinfeksi rutin harus menjadi prioritas utama.
Secara keseluruhan, perawatan ayam pedaging umur 2 minggu menuntut perhatian yang seimbang antara asupan nutrisi tinggi, lingkungan yang kering dan hangat, serta ventilasi yang memadai. Keberhasilan pada fase ini menjadi fondasi kuat bagi pencapaian bobot panen yang optimal.