Panduan Praktis Sukses Budidaya Ayam Buras Grower

Ilustrasi Sederhana Ayam Jantan Buras

Ayam buras, atau ayam kampung super, telah menjadi pilihan favorit banyak peternak skala kecil hingga menengah di Indonesia. Keunggulan utama ayam buras terletak pada daya tahan tubuhnya yang relatif lebih kuat dibandingkan ayam ras pedaging (broiler), serta kualitas daging dan telurnya yang dianggap lebih sehat dan bernilai jual tinggi. Fase grower merupakan periode krusial setelah masa starter, di mana ayam mulai berkembang pesat menuju fase siap panen atau bertelur.

Memahami Fase Grower Ayam Buras

Fase grower pada ayam buras umumnya berlangsung mulai dari usia sekitar 5 minggu hingga menjelang masa siap jual (sekitar 10-12 minggu untuk pedaging) atau sebelum ayam mulai menunjukkan tanda-tanda bertelur (untuk petelur). Pada tahap ini, fokus utama adalah memaksimalkan pertumbuhan bobot badan, pembentukan kerangka yang kokoh, serta efisiensi konversi pakan. Manajemen yang tepat pada fase ini akan menentukan profitabilitas akhir usaha peternakan Anda.

Kebutuhan Nutrisi Optimal

Nutrisi adalah kunci sukses ayam grower. Berbeda dengan fase starter yang membutuhkan protein sangat tinggi, ayam grower membutuhkan formulasi pakan yang lebih seimbang:

Sangat disarankan untuk menggunakan pakan komersial khusus grower yang sudah teruji nutrisinya. Jika memilih membuat pakan sendiri, pastikan Anda memahami betul komposisi bahan baku agar tidak terjadi defisiensi nutrisi yang menghambat pertumbuhan.

Manajemen Kandang yang Efektif

Kandang yang nyaman sangat mempengaruhi nafsu makan dan kesehatan ayam. Selama fase grower, ayam membutuhkan ruang gerak yang memadai seiring bertambahnya ukuran tubuh mereka. Overcrowding (kepadatan berlebih) adalah musuh utama peternak.

Kepadatan dan Ventilasi

Pastikan kepadatan kandang tidak melebihi batas aman. Untuk ayam buras grower, kepadatan idealnya adalah sekitar 8-10 ekor per meter persegi, tergantung sistem pemeliharaan (litter atau umbaran). Ventilasi harus selalu diperhatikan. Udara segar harus terus bersirkulasi untuk membuang gas amonia yang dihasilkan dari kotoran, yang dapat menyebabkan iritasi pernapasan.

Pengendalian Suhu dan Kelembaban

Pada fase grower, ayam sudah lebih tahan terhadap fluktuasi suhu dibandingkan starter, namun suhu kandang ideal tetap berkisar antara 24°C hingga 28°C. Kelembaban kandang yang terlalu tinggi (di atas 70%) dapat meningkatkan risiko serangan penyakit kulit dan parasit.

Program Vaksinasi dan Biosekuriti

Meskipun ayam buras terkenal lebih tahan banting, pencegahan penyakit tetap wajib dilakukan. Fase grower adalah periode di mana ayam rentan terhadap penyakit yang menyerang saluran pencernaan atau pernapasan jika manajemennya longgar.

Program vaksinasi harus diikuti dengan disiplin, terutama vaksinasi untuk Newcastle Disease (ND) dan Gumboro (Infectious Bursal Disease/IBD) lanjutan sesuai jadwal yang direkomendasikan oleh dokter hewan setempat. Selain vaksinasi, terapkan biosekuriti ketat. Batasi kunjungan orang asing ke area kandang, sediakan alas kaki khusus, dan pastikan sumber air minum selalu bersih dan higienis. Menggunakan vitamin dan elektrolit tambahan sesekali, terutama saat cuaca ekstrem atau setelah vaksinasi, sangat membantu menjaga kondisi fisik ayam tetap prima.

Transisi Menuju Fase Akhir

Ketika ayam memasuki usia 10 minggu ke atas, mereka akan memasuki fase finisher (jika pedaging) atau pra-layer (jika petelur). Pada masa transisi ini, penyesuaian pakan perlu dilakukan secara bertahap selama seminggu. Pakan finisher biasanya memiliki kandungan protein sedikit lebih rendah namun energi lebih tinggi, bertujuan mendorong deposisi lemak dan daging maksimal. Bagi petelur, kebutuhan kalsium akan mulai ditingkatkan secara bertahap untuk mempersiapkan produksi cangkang telur.

Budidaya ayam buras grower membutuhkan perhatian yang konsisten terhadap detail. Dengan menjaga nutrisi, kebersihan kandang, serta kesehatan, hasil panen Anda akan mencapai potensi maksimalnya.

🏠 Homepage