Gambar representasi simbolis antibodi IgG.
Antibodi, atau imunoglobulin, adalah protein kompleks yang diproduksi oleh sistem kekebalan tubuh untuk mengenali dan menetralisir zat asing yang disebut antigen, seperti bakteri, virus, atau racun. Di antara lima kelas utama imunoglobulin (IgG, IgM, IgA, IgE, dan IgD), Imunoglobulin G (IgG) adalah jenis antibodi yang paling melimpah, menyusun sekitar 75% hingga 80% dari total antibodi dalam darah manusia. Keberadaannya yang dominan menjadikannya garis pertahanan kedua yang krusial dan paling tahan lama.
Seringkali, ketika kita melakukan tes darah untuk mengetahui status kekebalan terhadap suatu penyakit (misalnya, melalui tes serologi), kadar IgG yang terdeteksi menunjukkan bahwa tubuh telah terpapar antigen tersebut di masa lalu dan berhasil membangun memori imunologis yang kuat. Inilah yang membuat antibodi IgG sering disebut sebagai "penjaga memori" sistem imun.
Antibodi IgG memiliki peran multifaset dalam pertahanan tubuh. Tidak seperti IgM yang cepat diproduksi saat infeksi awal, IgG membutuhkan waktu untuk berkembang (respons sekunder), namun hasilnya jauh lebih efektif dan bertahan lama. Fungsi utamanya meliputi:
Proses pembentukan antibodi IgG melibatkan tahapan yang terstruktur dalam respons imun adaptif. Ketika tubuh pertama kali bertemu dengan antigen baru, sel B memproduksi IgM terlebih dahulu. Seiring waktu, melalui proses yang disebut class switching (peralihan kelas), sel B akan mulai memproduksi IgG. Produksi IgG menandakan respons imun sekunder yang lebih matang.
Tingkat IgG dalam serum akan meningkat signifikan beberapa minggu setelah paparan awal atau vaksinasi. Peningkatan ini bisa bertahan dalam kadar tinggi selama bertahun-tahun, yang menjelaskan mengapa vaksinasi tunggal dapat memberikan perlindungan jangka panjang. Dalam konteks infeksi, keberadaan antibodi IgG yang tinggi dalam darah sering diinterpretasikan sebagai tanda pemulihan atau imunitas masa lalu.
Perbedaan utama antara IgG dan IgM terletak pada durabilitas dan afinitas ikatannya. IgM bersifat pentamerik (terdiri dari lima unit) dan memiliki afinitas pengikatan yang lebih rendah tetapi cepat diproduksi. Sebaliknya, IgG adalah monomerik dan memiliki afinitas pengikatan yang sangat tinggi terhadap antigen spesifik yang pernah ditemuinya. Tingkat IgG yang stabil dalam jangka waktu lama adalah indikasi kuat dari memori imunologis yang sukses.
Memahami kadar IgG sangat penting dalam dunia medis, terutama dalam konteks diagnostik penyakit menular (seperti COVID-19, Hepatitis, atau campak), di mana deteksi IgG menegaskan riwayat paparan. Dalam banyak kasus, kadar IgG yang tinggi menandakan bahwa seseorang kebal terhadap infeksi ulang, meskipun ini bergantung pada jenis patogen dan efektivitas respons imun individu.
Secara keseluruhan, antibodi IgG adalah komponen fundamental yang memastikan bahwa sistem kekebalan tidak hanya merespons ancaman saat ini, tetapi juga siap menghadapi ancaman yang sama di masa depan. Mereka adalah pilar utama dalam pencapaian imunitas jangka panjang yang efektif.