Ilustrasi sederhana ayam pejantan di lingkungan ternak.
Ternak ayam pejantan pedaging telah lama dikenal sebagai salah satu peluang usaha peternakan yang menjanjikan. Berbeda dengan ayam broiler (pedaging cepat panen) atau ayam petelur, ayam pejantan memiliki siklus panen yang relatif lebih panjang namun menawarkan kualitas daging yang sering dianggap lebih unggul, teksturnya yang lebih kenyal, serta harganya yang cenderung stabil di pasaran, terutama untuk segmen restoran dan rumah makan kelas menengah ke atas.
Langkah pertama yang krusial dalam budidaya ayam pejantan adalah pemilihan Day Old Chick (DOC) atau anak ayam umur sehari. Kualitas bibit sangat menentukan keberhasilan usaha. Pastikan Anda mendapatkan DOC dari penetasan yang terpercaya dan memiliki riwayat kesehatan yang baik.
Kandang adalah fondasi utama kesehatan ternak. Untuk ayam pejantan, kandang harus memenuhi standar biosekuriti yang baik sekaligus menjamin kenyamanan termal bagi ayam.
Mayoritas peternak ayam pejantan menggunakan sistem kandang postal (litter/sekam) karena lebih memungkinkan ayam bergerak bebas, yang mempengaruhi perkembangan otot dan tekstur daging. Namun, untuk skala besar, manajemen kebersihan menjadi tantangan tersendiri.
Pada fase awal (brooding), menjaga kehangatan sangat vital. Gunakan pemanas (brooder) hingga usia 3-4 minggu. Setelah itu, fokus pada ventilasi yang baik. Udara segar harus masuk tanpa menyebabkan ayam kedinginan atau terpapar angin langsung. Amonia yang menumpuk dari kotoran adalah musuh utama pernapasan ayam.
Kepadatan yang berlebihan akan menyebabkan stres, pertumbuhan terhambat, dan risiko penyakit menular meningkat. Umumnya, diperlukan ruang minimal 8-10 ekor per meter persegi, tergantung pada manajemen pakan dan ventilasi yang diterapkan.
Ayam pejantan membutuhkan formulasi pakan yang berbeda dengan ayam pedaging cepat panen. Mereka memerlukan nutrisi yang mendorong pertumbuhan otot yang solid dan bukan hanya akumulasi lemak dalam waktu singkat. Periode pemeliharaan yang lebih panjang menuntut efisiensi pakan yang berkelanjutan.
Pemberian pakan biasanya dibagi menjadi beberapa fase:
Air minum harus selalu bersih dan tersedia dalam jumlah yang cukup, karena air sangat mempengaruhi nafsu makan dan penyerapan nutrisi.
Penyakit adalah risiko terbesar dalam beternak. Program vaksinasi yang ketat harus diikuti sesuai anjuran dokter hewan, terutama untuk penyakit seperti Newcastle Disease (ND) dan Gumboro. Selain vaksinasi, manajemen sanitasi adalah lini pertahanan pertama.
Lakukan pemantauan harian terhadap tingkah laku ayam. Ayam yang cenderung diam berkelompok di satu sudut, atau menunjukkan gejala lesu dan nafsu makan menurun, harus segera diisolasi untuk diperiksa. Penggunaan probiotik dalam air minum juga dapat membantu menjaga keseimbangan flora usus.
Meskipun masa panen ayam pejantan lebih lama (bisa mencapai 12-14 minggu untuk mencapai bobot pasar ideal 1.5 - 2 kg per ekor), margin keuntungannya seringkali lebih baik. Permintaan pasar untuk daging ayam kampung (atau ayam pejantan yang teksturnya mirip) cenderung stabil, terutama di pasar tradisional dan industri kuliner yang mencari kualitas di atas kecepatan.
Perhitungan Return on Investment (ROI) harus mencakup biaya DOC, pakan (yang merupakan komponen biaya terbesar), obat-obatan, tenaga kerja, dan listrik. Dengan manajemen yang efisien, ternak ayam pejantan pedaging dapat menjadi sumber pendapatan yang signifikan dan berkelanjutan.