Ilustrasi bentuk ikonik dari bunga lawang.
Di dunia rempah-rempah, hanya sedikit yang memiliki tampilan seikonik dan aroma sekuat bunga lawang. Dikenal juga sebagai *star anise* dalam bahasa Inggris, rempah ini bukan berasal dari tanaman bunga, melainkan dari buah kering pohon Illicium verum, yang merupakan anggota keluarga adas-adian (Illiciaceae). Keunikan bentuknya yang menyerupai bintang kecil berwarna cokelat kemerahan menjadikannya komoditas berharga di dapur Asia dan industri farmasi global.
Bunga lawang berasal dari Tiongkok Selatan dan Vietnam, dan telah digunakan selama ribuan tahun, baik sebagai penyedap masakan tradisional maupun sebagai obat herbal. Meskipun sering disamakan dengan adas manis (aniseed) karena kesamaan rasa licorice-nya, keduanya adalah tanaman yang berbeda. Perbedaan mendasar terletak pada sumbernya: adas manis berasal dari tanaman Anisum vulgare, sedangkan bunga lawang berasal dari pohon Illicium verum.
Setiap "bunga" bintang biasanya terdiri dari delapan segmen (disebut carpel) yang masing-masing menyimpan satu biji mengkilap berwarna cokelat. Rasa khasnya yang kuat—manis, hangat, dan sedikit pedas—sebagian besar disebabkan oleh senyawa organik bernama anethole, yang juga merupakan komponen utama dalam adas manis.
Penggunaan bunga lawang sangat dominan dalam masakan Asia. Di Tiongkok, rempah ini adalah salah satu bahan fundamental dalam bumbu "Five Spice Powder" (Bubuk Lima Rempah), yang menjadi ciri khas banyak hidangan daging, terutama bebek peking. Di Vietnam, aroma khasnya menjadi inti dari kaldu Pho yang terkenal, memberikan kedalaman rasa yang sulit ditiru.
Bahkan di dunia Barat, penggunaannya juga signifikan. Dalam tradisi kuliner Eropa, bunga lawang sering digunakan untuk membumbui minuman beralkohol seperti absinthe, minuman keras tertentu, serta dalam pembuatan kue, selai, dan sirup. Kehangatan yang dibawanya sangat cocok dipadukan dengan buah-buahan seperti apel dan pir dalam hidangan penutup musim dingin.
Di luar fungsinya sebagai penyedap, bunga lawang telah lama dihargai dalam pengobatan tradisional karena berbagai khasiat kesehatannya. Salah satu manfaatnya yang paling terkenal adalah kandungan antioksidan yang tinggi, yang membantu melawan radikal bebas dalam tubuh.
Menariknya, anethole, senyawa pemberi rasa pada bunga lawang, telah terbukti memiliki sifat antijamur dan antibakteri. Selain itu, beberapa penelitian menunjukkan potensi rempah ini dalam membantu meredakan masalah pencernaan, seperti perut kembung dan gas. Karena profil aromanya yang kuat, ekstrak bunga lawang juga menjadi sumber utama untuk sintesis asam shikimat, sebuah prekursor penting dalam pembuatan obat antivirus influenza.
Saat membeli bunga lawang, pilihlah buah yang utuh, berwarna cokelat kemerahan yang kaya, dan memiliki berat yang cukup padat. Bunga yang sudah terlalu pucat atau pecah cenderung kehilangan minyak esensialnya dan rasa menjadi berkurang drastis.
Untuk menjaga kualitasnya, rempah ini harus disimpan dalam wadah kedap udara, jauh dari cahaya langsung dan kelembaban. Meskipun bentuk utuhnya dapat bertahan cukup lama, sebagian besar koki menyarankan untuk menggiling bunga lawang tepat sebelum digunakan untuk memaksimalkan pelepasan aroma hangat dan manisnya ke dalam masakan Anda. Bunga lawang adalah contoh sempurna bagaimana alam menyediakan kombinasi keindahan visual dan kekuatan rasa dalam satu paket kecil.