Bagi para pencinta tanaman hias, mencari media tanam yang ideal adalah kunci utama keberhasilan. Berbagai jenis tanah, kompos, hingga cocopeat sering menjadi pilihan. Namun, ada satu material sederhana yang sering terabaikan namun memiliki segudang manfaat: sekam atau kulit padi yang sudah terkelupas.
Sekam padi adalah sisa hasil penggilingan padi yang kaya akan unsur organik dan anorganik. Dalam dunia hortikultura, sekam tidak hanya sekadar limbah pertanian, melainkan bahan penunjang kualitas tanah yang sangat efektif, terutama untuk tanaman hias yang membutuhkan drainase baik dan aerasi optimal.
Ilustrasi sekam yang tercampur dalam media tanam.
Tanaman hias yang ditanam dalam pot sangat rentan terhadap masalah kelebihan air (overwatering) karena keterbatasan ruang dan drainase yang buruk. Sekam hadir sebagai solusi alami untuk mengatasi masalah ini. Ada dua jenis sekam yang umum digunakan: sekam mentah dan sekam bakar.
Struktur sekam yang berongga dan keras membuatnya tidak mudah padat. Ketika dicampurkan ke dalam tanah atau kompos, sekam menciptakan kantong-kantong udara di dalam media tanam. Hal ini sangat krusial karena:
Meskipun meningkatkan drainase, sekam juga membantu mempertahankan kelembaban yang cukup, sehingga frekuensi penyiraman bisa sedikit berkurang. Sekam mentah memiliki pH yang cenderung netral hingga sedikit asam, sementara sekam bakar (yang sering kali lebih disukai) memiliki pH yang lebih netral dan lebih banyak menyimpan unsur kalium.
Media tanam yang padat adalah surga bagi jamur patogen penyebab penyakit. Dengan menjaga media tetap gembur berkat kehadiran sekam, risiko penyebaran penyakit akar dapat diminimalisir secara signifikan.
Pemilihan antara sekam mentah dan sekam bakar bergantung pada kebutuhan spesifik tanaman Anda dan komposisi media tanam yang sudah ada.
Sekam mentah adalah sekam yang belum melalui proses pembakaran. Keunggulannya adalah daya tahannya yang sangat lama di dalam tanah tanpa cepat lapuk. Sekam mentah sangat baik untuk tanaman yang tidak suka terlalu basah, seperti sukulen atau kaktus. Namun, perlu diperhatikan, sekam mentah mengandung silika yang tinggi dan cenderung menyerap nitrogen dari tanah saat awal penguraiannya.
Sekam bakar dihasilkan dari pembakaran terkontrol. Proses pembakaran ini menghilangkan patogen dan biji gulma yang mungkin ada. Selain itu, pembakaran meningkatkan kadar kalium (K) dalam sekam, menjadikannya pupuk alami tambahan. Sekam bakar lebih ringan, lebih mudah menyerap air, dan sangat steril, menjadikannya pilihan favorit untuk lapisan paling atas (top dressing) atau campuran media tanam tanaman hias dalam ruangan.
Menggunakan sekam tidak boleh sembarangan. Proporsi yang tepat sangat menentukan keberhasilan. Berikut beberapa metode aplikasinya:
Pastikan sekam yang Anda gunakan bersih dari kontaminan. Jika Anda mengambilnya langsung dari penggilingan, sebaiknya cuci terlebih dahulu untuk menghilangkan debu halus yang dapat menghambat aerasi.