Representasi sederhana hierarki struktur satuan Angkatan Darat.
Struktur organisasi Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI AD) dibangun berdasarkan prinsip hierarki yang jelas dan terstruktur untuk memastikan efektivitas dalam pelaksanaan tugas pertahanan negara. Memahami berbagai **satuan di Angkatan Darat** sangat penting karena setiap unit memiliki spesialisasi, ukuran, dan fungsi operasional yang berbeda. Pembagian satuan ini biasanya diklasifikasikan berdasarkan skala komando, fungsi tempur, fungsi bantuan tempur, dan fungsi administrasi.
Di tingkat tertinggi, terdapat Komando Utama Angkatan Darat (Kotama). Satuan ini berperan sebagai komando pelaksana doktrin dan strategis di bawah Mabes TNI AD. Contoh Kotama yang paling dikenal meliputi Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Kostrad) yang bertugas menyiapkan pasukan gerak cepat untuk operasi militer perang, serta Komando Pembina Doktrin, Pendidikan, dan Latihan Angkatan Darat (Kodiklatad) yang fokus pada pengembangan SDM dan standar doktrin tempur. Selain itu, ada pula Badan Pelaksana Pokok yang mengelola fungsi spesifik seperti kecabangan atau intelijen.
Jantung dari struktur operasional Angkatan Darat terletak pada pembagian wilayah pertahanan. Satuan komando kewilayahan ini berfungsi mengelola dan mengoordinasikan semua kegiatan militer dalam wilayah geografis tertentu. Komando Daerah Militer (Kodam) merupakan satuan setingkat teritorial yang dipimpin oleh seorang Mayor Jenderal. Di bawah Kodam, terdapat Komando Resor Militer (Korem), yang mengawasi wilayah lebih kecil (biasanya setingkat kabupaten/kota besar), yang kemudian membawahi satuan-satuan tingkat batalyon atau satuan pelaksana lainnya. Struktur ini memastikan bahwa TNI AD memiliki penetrasi dan kesiapan operasional hingga ke daerah-daerah terpencil.
Satuan tempur adalah tulang punggung kekuatan Angkatan Darat. Satuan-satuan ini dirancang untuk melakukan pertempuran langsung. Satuan tempur utama meliputi Infanteri, Kavaleri, dan Artileri.
Keberhasilan operasi tempur sangat bergantung pada dukungan logistik, teknis, dan komunikasi. Inilah peran vital dari Satuan Bantuan Tempur (Banpur) dan Bantuan Administrasi (Banmin).
Satuan Banpur mencakup unit-unit teknik (seperti Zeni Tempur yang bertugas membuat jembatan atau menghancurkan rintangan), satuan perbekalan dan angkutan, serta satuan intelijen militer yang bertugas mengumpulkan data lapangan. Sementara itu, Satuan Banmin menangani fungsi penunjang seperti kesehatan (Rumah Sakit Lapangan), keuangan, hukum, dan perawatan peralatan. Tanpa sinergi yang baik antara satuan tempur dan satuan pendukung ini, operasi militer dalam skala besar tidak mungkin dilaksanakan secara efektif.
Secara keseluruhan, setiap **satuan di Angkatan Darat**, mulai dari tingkat Brigade, Batalyon, Kompi, hingga Peleton, bekerja dalam sebuah sistem terintegrasi. Hierarki yang jelas ini memastikan bahwa rantai komando tetap efektif, mulai dari pengambilan keputusan strategis di tingkat Mabesad hingga eksekusi taktis di lapangan oleh prajurit di garis depan. Pemahaman mengenai fungsi spesifik masing-masing satuan adalah kunci untuk mengapresiasi kompleksitas pertahanan darat Indonesia.