Sakit perut seringkali menjadi keluhan yang umum dirasakan oleh banyak orang. Namun, ada jenis nyeri perut yang spesifik yang seringkali menimbulkan ketidaknyamanan berkepanjangan, yaitu sensasi **sakit perut anyang-anyangan**.
Istilah anyang-anyangan sendiri lebih sering dikaitkan dengan masalah saluran kemih, namun dalam konteks pencernaan, sensasi ini merujuk pada rasa tidak nyaman, kembung, rasa ingin buang air besar yang terus-menerus namun tidak tuntas, atau rasa penuh di area perut bawah. Kondisi ini dapat sangat mengganggu aktivitas sehari-hari dan seringkali memerlukan perhatian lebih lanjut.
Secara umum, sakit perut anyang-anyangan pada sistem pencernaan seringkali berhubungan dengan iritasi atau gangguan pada usus besar (kolon) atau usus halus bagian akhir. Sensasi ini berbeda dengan nyeri perut hebat tiba-tiba (seperti usus buntu) atau kram yang singkat. Anyang-anyangan cenderung terasa seperti tekanan ringan hingga sedang yang menetap, disertai dengan perasaan bahwa usus belum sepenuhnya kosong setelah buang air besar.
Ada beberapa faktor utama yang dapat memicu sensasi tidak nyaman ini:
IBS adalah penyebab paling umum dari gejala perut berulang, termasuk anyang-anyangan. Pada penderita IBS, usus menjadi terlalu sensitif terhadap makanan tertentu, stres, atau perubahan hormon. Ini dapat menyebabkan pergerakan usus yang tidak normal (diare atau sembelit) yang seringkali meninggalkan sensasi tidak tuntas atau kembung yang menetap.
Keracunan makanan ringan atau infeksi bakteri/virus (gastroenteritis) yang mulai membaik terkadang meninggalkan residu berupa peradangan ringan pada dinding usus. Peradangan ini bisa memicu rasa kembung dan sensasi anyang-anyangan sesaat setelah infeksi utama mereda.
Usus kita dipenuhi dengan miliaran bakteri baik yang membantu proses pencernaan. Jika keseimbangan ini terganggu—misalnya akibat penggunaan antibiotik jangka panjang atau pola makan tinggi gula—bakteri "jahat" dapat tumbuh berlebihan, menghasilkan gas berlebih, dan menyebabkan perut terasa penuh serta nyeri yang terus-menerus.
Jika tinja terlalu lama berada di usus besar, hal itu dapat menyebabkan tekanan dan rasa penuh. Meskipun pasien mungkin sudah buang air besar, sisa feses yang keras bisa menekan dinding usus, menimbulkan persepsi bahwa prosesnya belum selesai, yang dirasakan sebagai anyang-anyangan.
Intoleransi terhadap laktosa (gula susu) atau gluten dapat menyebabkan iritasi pada lapisan usus. Meskipun gejalanya seringkali berupa diare atau kembung, beberapa orang merasakan sensasi nyeri tumpul atau anyang-anyangan yang kronis setelah mengonsumsi makanan pemicu.
Untuk mengatasi sakit perut anyang-anyangan yang dicurigai berhubungan dengan masalah pencernaan ringan atau IBS, beberapa langkah berikut dapat dicoba:
Walaupun banyak kasus anyang-anyangan hilang dengan sendirinya atau setelah perubahan pola makan, jangan menunda pemeriksaan medis jika gejala ini:
Diagnosis yang tepat dari profesional kesehatan akan menentukan apakah penanganan hanya memerlukan penyesuaian diet, atau memerlukan obat-obatan spesifik untuk meredakan peradangan atau mengontrol pergerakan usus yang terlalu aktif.