Memelihara ayam petelur adalah kegiatan yang menyenangkan, namun seringkali peternak dihadapkan pada variasi produksi telur. Salah satu kondisi yang cukup sering dikeluhkan adalah ketika ayam peliharaan hanya mampu menghasilkan telur setiap dua hari sekali, bukan setiap hari seperti siklus idealnya. Hal ini tentu mengurangi potensi pendapatan atau persediaan telur di rumah.
Fenomena ayam bertelur 2 hari sekali bukanlah tanda penyakit serius pada kebanyakan kasus, melainkan indikasi adanya faktor lingkungan, nutrisi, atau kondisi fisiologis tertentu yang mengganggu siklus reproduksi normal mereka. Memahami penyebabnya adalah langkah pertama untuk mengembalikan produktivitas ayam ke kondisi optimal.
Faktor Utama Penyebab Ayam Bertelur Tidak Setiap Hari
Siklus produksi telur pada ayam petelur yang sehat dan berada pada puncak produktivitas idealnya adalah sekitar 24 hingga 26 jam per butir. Jika jeda menjadi 48 jam atau lebih, ada beberapa hal yang perlu diperiksa:
1. Kondisi Nutrisi yang Tidak Seimbang
Nutrisi adalah fondasi dari produksi telur. Ayam membutuhkan energi yang cukup, protein berkualitas tinggi, kalsium (untuk cangkang), serta vitamin dan mineral yang memadai.
- Kekurangan Energi atau Protein: Jika ransum tidak memenuhi kebutuhan metabolisme harian ayam, tubuh akan memprioritaskan fungsi vital daripada produksi telur. Ayam akan "menghemat" energi, sehingga ovulasi tertunda.
- Kadar Kalsium Rendah: Kalsium sangat penting untuk pembentukan cangkang. Defisiensi kalsium dapat menyebabkan ayam menunda pembentukan telur berikutnya sampai mereka berhasil menyerap cukup kalsium dari pakan.
- Kualitas Pakan Menurun: Pakan yang sudah kadaluwarsa atau disimpan dalam kondisi lembap bisa kehilangan kandungan nutrisinya.
2. Faktor Lingkungan dan Stres
Ayam sangat sensitif terhadap perubahan lingkungan. Stres adalah salah satu pembunuh produktivitas paling umum.
- Suhu Ekstrem: Cuaca yang terlalu panas (stres panas) atau terlalu dingin dapat mengganggu fungsi hormon reproduksi. Di cuaca panas, ayam cenderung minum lebih banyak dan makan lebih sedikit, menyebabkan penurunan asupan nutrisi yang diperlukan untuk pembentukan telur.
- Gangguan Tidur atau Pencahayaan Tidak Konsisten: Ayam membutuhkan setidaknya 14-16 jam cahaya per hari untuk merangsang produksi hormon telur secara teratur. Fluktuasi pencahayaan yang mendadak atau kandang yang terlalu bising dapat menyebabkan stres.
- Overcrowding (Kepadatan Berlebih): Kandang yang terlalu sempit menimbulkan kompetisi pakan dan air, serta meningkatkan tingkat stres, yang secara langsung menekan produksi telur.
3. Tahap Siklus Hidup Ayam
Usia ayam memainkan peran besar dalam pola bertelur. Ayam tidak akan produktif sepanjang hidupnya.
- Ayam Muda (Pullet): Ayam yang baru mulai bertelur (sekitar usia 5-6 bulan) mungkin belum mencapai ritme produksi harian yang stabil.
- Ayam Tua (Masa Puncak Terlewati): Setelah mencapai puncak produksi (biasanya pada tahun pertama atau kedua), laju produksi akan menurun secara alami. Pada ayam yang lebih tua, telur 2 hari sekali menjadi lebih umum karena folikel di ovarium membutuhkan waktu lebih lama untuk matang.
4. Masalah Kesehatan dan Parasit
Meskipun bukan penyakit khusus, infeksi ringan atau keberadaan parasit dapat mengalihkan energi tubuh ayam.
- Cacing dan Ektoparasit: Parasit internal atau kutu/tungau eksternal akan menyerap nutrisi vital yang seharusnya digunakan untuk produksi telur.
- Penyakit Ringan: Infeksi virus atau bakteri ringan (misalnya New Castle Disease ringan atau Coryza) yang tidak menimbulkan gejala berat pun dapat menyebabkan ayam istirahat sejenak dari siklus bertelur.
5. Proses Molting (Rontok Bulu)
Molting adalah proses alami di mana ayam mengganti bulu lama dengan yang baru. Selama periode ini, tubuh memprioritaskan energi untuk pertumbuhan bulu, dan produksi telur akan berhenti total atau menurun drastis (termasuk pola telur yang tidak teratur seperti bertelur dua hari sekali) sebelum kembali normal setelah molting selesai.
Solusi untuk Mengatasi Ayam Bertelur 2 Hari Sekali
Untuk memperbaiki kondisi ini, lakukan evaluasi menyeluruh pada tiga aspek utama:
- Optimalkan Pakan: Pastikan pakan memiliki kadar protein minimal 16-18% (tergantung jenis ayam) dan perkaya sumber kalsium (misalnya dengan menambahkan kulit kerang atau grit kalsium secara terpisah).
- Stabilkan Lingkungan: Pastikan suhu kandang nyaman. Jaga kebersihan dan ketenangan kandang. Pastikan sumber air minum selalu tersedia dan bersih. Atur jadwal pencahayaan secara konsisten.
- Evaluasi Kesehatan: Jika masalah berlanjut dan ayam terlihat lesu, pertimbangkan untuk melakukan deworming (pemberian obat cacing) dan periksa tanda-tanda penyakit lain.
Dengan mengatasi faktor penyebab utama, ayam Anda kemungkinan besar akan kembali ke ritme bertelur harian yang diharapkan.