Penyebab Anyang-Anyangan pada Wanita Setelah Berhubungan

Nyeri Area yang Terdampak

Rasa tidak nyaman, sensasi terbakar, atau dorongan untuk buang air kecil yang mendesak—dikenal sebagai anyang-anyangan atau disuria—setelah berhubungan seksual adalah keluhan umum yang dialami oleh banyak wanita. Meskipun sering dikaitkan dengan Infeksi Saluran Kemih (ISK), ada beberapa faktor spesifik mengapa kondisi ini bisa muncul tepat setelah aktivitas seksual.

Memahami akar masalahnya sangat penting untuk menemukan penanganan yang tepat. Kondisi ini umumnya bukan sekadar reaksi sesaat, melainkan indikasi adanya iritasi atau perpindahan bakteri yang dipicu oleh mekanika hubungan seksual.

Penyebab Utama Anyang-Anyangan Pasca-Seksual

Ada tiga kategori utama yang bertanggung jawab atas munculnya rasa perih atau anyang-anyangan setelah berhubungan badan:

1. Infeksi Saluran Kemih (ISK)

Ini adalah penyebab paling umum. Selama hubungan seksual, gesekan mekanis dapat mendorong bakteri, terutama Escherichia coli (E. coli) yang normalnya hidup di area rektum, masuk ke uretra (saluran kencing). Karena uretra wanita relatif pendek dan letaknya dekat dengan vagina dan anus, bakteri lebih mudah mencapai kandung kemih. Setelah mencapai kandung kemih, bakteri mulai berkembang biak, menyebabkan peradangan dan memicu gejala khas ISK seperti nyeri saat buang air kecil (anyang-anyangan), sering kencing, dan sensasi kandung kemih tidak tuntas.

2. Trauma atau Iritasi Mekanis pada Uretra

Bahkan tanpa adanya infeksi bakteri, aktivitas seksual yang intens atau durasi yang panjang dapat menyebabkan trauma fisik ringan pada dinding uretra atau area vulva di sekitarnya. Gesekan yang berlebihan dapat menyebabkan iritasi sementara. Iritasi ini mirip dengan lecet, yang membuat area tersebut menjadi sangat sensitif dan terasa perih atau panas saat urine melewatinya. Rasa perih ini biasanya hilang dalam beberapa jam atau satu hari.

3. Perubahan Flora Vagina (Vaginitis)

Seks juga dapat mengganggu keseimbangan flora normal di vagina. Beberapa wanita sensitif terhadap pelumas, kondom lateks, atau zat kimia tertentu dalam spermisida. Perubahan pH yang terjadi akibat semen atau produk kebersihan yang digunakan sebelum atau sesudah berhubungan dapat menyebabkan peradangan pada vagina (vaginitis). Meskipun gejala utamanya adalah keputihan atau gatal, peradangan di area genital yang berdekatan dengan uretra dapat memperburuk atau memicu sensasi terbakar saat berkemih.

Faktor Risiko yang Meningkatkan Kejadian

Beberapa faktor meningkatkan kemungkinan seorang wanita mengalami anyang-anyangan setelah berhubungan:

Cara Mencegah Anyang-Anyangan Setelah Berhubungan

Pencegahan adalah kunci utama untuk menghindari gejala yang mengganggu ini. Tindakan sederhana setelah berhubungan seksual terbukti sangat efektif:

  1. Segera Buang Air Kecil: Ini adalah langkah paling penting. Buang air kecil dalam waktu 30 menit setelah berhubungan seksual membantu membilas bakteri yang mungkin telah terdorong masuk ke uretra sebelum sempat menetap dan berkembang biak di kandung kemih.
  2. Hidrasi yang Cukup: Minum banyak air sebelum dan sesudah berhubungan membantu memastikan urine lebih encer dan membantu proses pembilasan bakteri.
  3. Kebersihan yang Benar: Bersihkan area genital dengan air bersih (hindari sabun yang keras atau berparfum) setelah berhubungan.
  4. Gunakan Pelumas: Jika kekeringan adalah masalah, penggunaan pelumas berbahan dasar air dapat mengurangi gesekan dan iritasi mekanis.

Kapan Harus ke Dokter?

Jika anyang-anyangan hanya terjadi sesekali dan hilang dalam satu atau dua hari, kemungkinan besar disebabkan oleh iritasi mekanis ringan. Namun, jika gejala berikut muncul, segera konsultasikan dengan dokter karena ini menandakan ISK aktif yang memerlukan pengobatan antibiotik:

Dengan memahami hubungan antara aktivitas seksual dan kesehatan saluran kemih, wanita dapat mengambil langkah proaktif untuk menjaga kenyamanan dan kesehatan mereka.

🏠 Homepage