Ilustrasi sederhana alat sondir dan angkur di dalam tanah.
Dalam dunia teknik sipil dan geoteknik, investigasi tanah merupakan tahapan yang tidak dapat dilewatkan sebelum memulai pembangunan infrastruktur apa pun. Salah satu metode pengujian lapangan yang paling umum dan efektif adalah uji sondir (Cone Penetration Test/CPT). Inti dari proses ini sering kali melibatkan penggunaan angkur sondir, sebuah komponen vital yang memastikan integritas data yang dikumpulkan dari lapisan tanah di bawah permukaan.
Angkur sondir merujuk pada sistem jangkar atau penahan yang digunakan untuk memberikan reaksi atau titik tumpu bagi alat penetrasi sondir. Saat melakukan uji sondir, ujung kerucut (cone) didorong secara vertikal ke dalam tanah dengan laju yang terkontrol. Untuk mendorong kerucut tersebut, diperlukan gaya yang signifikan, terutama pada lapisan tanah yang keras atau padat. Di sinilah peran angkur menjadi sangat penting. Angkur berfungsi menahan rakit atau platform alat sondir agar tidak ikut terdorong ke dalam tanah akibat reaksi dorong ke bawah.
Secara umum, angkur ini bisa berupa pelat baja yang didukung oleh berat alat itu sendiri (jika alatnya cukup berat), namun pada kondisi tanah yang sangat lunak atau untuk alat sondir yang lebih ringan, penggunaan angkur paksa (seperti angkur plat atau kaki penyebar) sangat diperlukan agar pembacaan resistansi ujung kerucut (qc) dan geser samping (fs) akurat. Tanpa penahan yang memadai, hasil pengujian akan bias karena alat akan tenggelam bersama kerucut.
Pengujian CPT bertujuan untuk mengukur secara kontinu parameter tanah terhadap kedalaman. Parameter utama yang diukur adalah konus resistensi (qc) dan friksi kulit (fs). Akurasi pengukuran ini sangat bergantung pada stabilitas sistem dorong. Berikut adalah fungsi spesifik dari angkur sondir:
Teknologi angkur sondir telah berkembang seiring dengan kemajuan teknik geoteknik. Ada beberapa metode utama yang digunakan untuk menahan dorongan alat:
Kualitas data penyelidikan tanah sangat menentukan keamanan dan efisiensi desain pondasi. Kesalahan kecil dalam pemasangan atau kegagalan fungsi angkur sondir dapat menghasilkan data resistensi tanah yang terlalu tinggi atau terlalu rendah. Jika angkur gagal menahan reaksi, operator mungkin secara tidak sadar mengurangi laju dorong atau malah membaca nilai yang salah karena sistem hidrolik harus bekerja ekstra keras melawan sistem penahan yang lemah. Oleh karena itu, sebelum setiap sesi pengujian, pemeriksaan menyeluruh terhadap kondisi angkur, termasuk baut pengunci dan plat dasar, adalah prosedur standar yang wajib dilakukan oleh teknisi geoteknik profesional. Integrasi antara alat penetrasi dan sistem angkur yang solid adalah kunci sukses investigasi sub-permukaan.