Kehamilan adalah masa yang penuh perubahan, baik yang menyenangkan maupun yang terkadang menimbulkan ketidaknyamanan. Salah satu keluhan umum yang sering dialami oleh ibu hamil adalah rasa nyeri atau sensasi terbakar saat buang air kecil, atau yang biasa dikenal sebagai anyang-anyangan atau disuria. Kondisi ini tidak hanya mengganggu kenyamanan tetapi juga menimbulkan kekhawatiran karena dapat menjadi indikasi adanya masalah kesehatan. Penting bagi setiap ibu hamil untuk memahami apa saja penyebab utama dari keluhan ini.
Ilustrasi: Perubahan pada sistem saluran kemih saat hamil.
1. Infeksi Saluran Kemih (ISK)
Penyebab paling umum dari anyang-anyangan pada siapa pun, termasuk ibu hamil, adalah Infeksi Saluran Kemih (ISK). Selama kehamilan, perubahan hormonal dan peningkatan tekanan dari rahim yang membesar pada kandung kemih dan uretra dapat menghambat aliran urine sepenuhnya. Hal ini menciptakan lingkungan yang ideal bagi bakteri (seringkali E. coli) untuk berkembang biak. Gejala ISK biasanya mencakup sering buang air kecil (frekuensi), rasa sakit atau perih saat berkemih, urine keruh atau berbau menyengat, serta nyeri di perut bagian bawah. Jika tidak ditangani, ISK pada ibu hamil bisa berkembang menjadi infeksi ginjal yang lebih serius.
2. Peningkatan Frekuensi Buang Air Kecil (Fisiologis)
Bahkan tanpa infeksi, ibu hamil hampir pasti akan lebih sering buang air kecil. Ini adalah respons normal terhadap perubahan fisiologis tubuh. Dua faktor utama penyebabnya adalah:
- Peningkatan Volume Darah: Ginjal bekerja lebih keras untuk memproses volume darah yang meningkat drastis selama kehamilan (bisa naik 40-50%), menghasilkan lebih banyak urine.
- Tekanan Rahim: Seiring pertumbuhan janin, rahim membesar dan memberikan tekanan fisik langsung pada kandung kemih. Ini mengurangi kapasitas penyimpanan kandung kemih, sehingga sinyal untuk buang air kecil muncul lebih cepat.
3. Perubahan Hormonal
Hormon seperti Human Chorionic Gonadotropin (hCG) dan Estrogen berperan besar dalam mengatur aliran darah dan fungsi ginjal. Perubahan hormonal ini memicu peningkatan produksi urine. Selain itu, relaksasi otot polos di saluran kemih yang disebabkan oleh hormon tertentu dapat memengaruhi seberapa efektif kandung kemih mengosongkan isinya, terkadang meninggalkan residu yang bisa memicu rasa tidak nyaman atau sensasi ingin buang air kecil terus-menerus.
4. Tekanan pada Ureter
Pada trimester kedua dan ketiga, rahim yang membesar dapat memberikan tekanan mekanis tidak hanya pada kandung kemih, tetapi juga pada ureter (saluran yang membawa urine dari ginjal ke kandung kemih). Tekanan ini dapat menyebabkan sedikit penyempitan atau hambatan pada aliran urine. Meskipun jarang menyebabkan nyeri hebat, kondisi ini dapat meningkatkan risiko stagnasi urine, yang selanjutnya dapat meningkatkan risiko ISK.
5. Kandidiasis Vagina (Infeksi Jamur)
Meskipun infeksi jamur pada vagina (kandidiasis) tidak secara langsung menginfeksi saluran kemih, peradangan dan iritasi yang terjadi di area genital luar (vulva) bisa sangat mengganggu. Rasa terbakar atau nyeri saat buang air kecil sering dikaitkan dengan kontak urine dengan area yang meradang akibat infeksi jamur. Ibu hamil rentan terhadap infeksi jamur karena peningkatan kadar estrogen.
Kapan Harus Menghubungi Dokter?
Jika anyang-anyangan bersifat ringan dan hanya terjadi sesekali, mungkin merupakan bagian normal dari kehamilan. Namun, sangat penting untuk segera mencari pertolongan medis jika Anda mengalami gejala berikut:
- Nyeri hebat atau sensasi terbakar yang intens saat urine keluar.
- Urine berwarna keruh, gelap, atau mengandung darah (hematuria).
- Demam atau menggigil, yang menandakan infeksi mungkin telah menyebar ke ginjal.
- Nyeri punggung bagian bawah atau pinggang.
- Mual dan muntah.
Diagnosis dini dan penanganan yang tepat sangat krusial selama kehamilan. Dokter akan melakukan tes urine untuk memastikan apakah ada bakteri penyebab ISK dan memberikan antibiotik yang aman untuk ibu hamil. Mengabaikan gejala anyang-anyangan saat hamil tidak disarankan demi kesehatan ibu dan janin. Jaga hidrasi yang cukup dan jangan menahan keinginan untuk buang air kecil adalah langkah pencegahan sederhana yang sangat dianjurkan.