Visualisasi konsep aksi antipiretik (penurunan suhu).
Paracetamol, juga dikenal secara internasional sebagai Acetaminophen, adalah salah satu obat yang paling umum dan sering direkomendasikan di seluruh dunia. Fungsinya sangat beragam, mulai dari pereda nyeri ringan hingga sedang (analgesik) dan yang paling signifikan dalam konteks ini, sebagai agen penurun panas atau antipiretik. Demam (pireksia) adalah respons alami tubuh terhadap infeksi atau peradangan, yang ditandai dengan kenaikan suhu tubuh di atas batas normal (umumnya di atas 38°C). Meskipun demam adalah mekanisme pertahanan, suhu yang terlalu tinggi dapat menyebabkan ketidaknyamanan signifikan, dehidrasi, atau bahkan komplikasi pada kelompok rentan.
Untuk memahami bagaimana paracetamol antipiretik bekerja, kita perlu melihat bagaimana demam diatur oleh tubuh. Demam dipicu oleh zat kimia yang disebut pirogen, yang menyebabkan produksi prostaglandin di hipotalamus—pusat pengatur suhu di otak. Prostaglandin E2 (PGE2) secara spesifik menaikkan "set-point" suhu tubuh. Paracetamol bekerja dengan cara menghambat sintesis prostaglandin ini, terutama di sistem saraf pusat.
Berbeda dengan obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS) seperti ibuprofen, efek penghambatan COX (siklooksigenase) pada paracetamol lebih dominan terjadi di otak dan sumsum tulang belakang dibandingkan di jaringan perifer. Penghambatan ini secara efektif menurunkan kadar PGE2, sehingga sinyal kenaikan suhu ke tubuh teredam, dan hipotalamus mengembalikan suhu tubuh ke batas normal melalui mekanisme pendinginan seperti peningkatan keringat dan vasodilatasi kulit.
Popularitas paracetamol sebagai agen antipiretik bukan tanpa alasan. Keunggulannya terletak pada profil keamanannya yang relatif baik ketika digunakan sesuai dosis anjuran.
Meskipun efektif sebagai antipiretik, keamanan paracetamol sangat bergantung pada dosis. Salah satu risiko terbesar dalam penggunaan paracetamol adalah toksisitas hati (hepatotoksisitas). Paracetamol dimetabolisme oleh hati, dan jika dosis yang dikonsumsi melebihi batas aman harian (umumnya 4000 mg untuk orang dewasa sehat, namun sering disarankan batas lebih rendah seperti 3000 mg untuk menghindari risiko), metabolit beracun bernama NAPQI dapat menumpuk dan merusak sel hati.
Penting untuk selalu memeriksa label produk dan tidak menggabungkan beberapa obat yang mengandung paracetamol secara bersamaan (misalnya, obat flu dan obat pereda nyeri) tanpa berkonsultasi. Ketika demam tidak turun atau berlangsung lebih dari tiga hari, konsultasi medis adalah langkah yang wajib dilakukan untuk mengidentifikasi penyebab dasar demam tersebut.