Menggali Makna: Mengubur Ari-Ari dalam Perspektif Kekristenan

Ritual mengubur ari-ari, atau plasenta, adalah tradisi kuno yang masih dipraktikkan oleh banyak budaya di seluruh dunia. Tindakan ini sering kali dikaitkan dengan rasa syukur, penghormatan terhadap kehidupan baru, dan ritual pembumian. Namun, ketika dilihat dari kacamata iman Kristen, praktik ini menimbulkan pertanyaan mendalam mengenai landasan teologis dan praktik liturgisnya. Apakah ada panduan eksplisit dalam Alkitab mengenai cara menangani ari-ari setelah kelahiran, dan bagaimana seorang percaya dapat menyikapi tradisi ini?

Ari-Ari: Simbol Kehidupan dan Keterhubungan

Ari-ari adalah organ vital yang menopang kehidupan janin selama masa kehamilan. Secara biologis, ia adalah jembatan kehidupan antara ibu dan anak. Dalam banyak budaya non-Kristen, mengubur ari-ari melambangkan pengembalian janin ke bumi, sebagai bentuk penghargaan terhadap siklus alam dan pengakuan bahwa kehidupan berasal dari Tuhan melalui proses alamiah. Praktik ini sering kali dilakukan secara pribadi oleh keluarga, tanpa melibatkan ritual keagamaan formal yang terstruktur.

Kelahiran Ibu Bayi Visualisasi sederhana hubungan ibu dan bayi melalui plasenta (garis putus-putus sebagai simbol)

Konteks Alkitabiah dan Teologi Kristen

Jika kita mencari petunjuk spesifik mengenai "mengubur ari-ari" dalam Perjanjian Baru, kita tidak akan menemukannya. Yesus Kristus tidak pernah membahas ritual pasca-kelahiran ini. Gereja-gereja mula-mula berfokus pada baptisan, persekutuan, doa, dan pengajaran rasul (Kisah Para Rasul 2:42). Dari perspektif Alkitabiah, tubuh manusia—termasuk semua bagian yang dikeluarkan—dianggap sebagai bait Roh Kudus (1 Korintus 6:19-20).

Namun, Alkitab memberikan penekanan kuat pada pemisahan antara praktik rohani yang diwahyukan (iman) dan tradisi budaya (adat istiadat). Rasul Paulus mengingatkan jemaat di Korintus untuk tidak terjerat dalam adat istiadat yang tidak membawa manfaat rohani (1 Korintus 8:1-13). Dalam Kekristenan ortodoks, ritual yang tidak berakar pada Firman Tuhan sering kali dilihat sebagai hal yang bersifat netral, kecuali jika ritual tersebut bertentangan secara langsung dengan doktrin iman.

Netralitas Ritual dan Pilihan Pribadi

Bagi banyak orang Kristen modern, mengubur ari-ari dianggap sebagai tindakan simbolis yang bersifat pribadi, bukan kewajiban teologis. Tindakan ini dapat dilakukan sebagai ekspresi syukur atas anugerah Tuhan dalam proses persalinan atau sebagai cara untuk "membumikan" simbol kehidupan baru tersebut. Jika ritual ini dilakukan dengan hati yang benar—yaitu, sebagai bentuk syukur kepada Allah Sang Pemberi Kehidupan—maka hal itu tidak dianggap dosa atau tidak alkitabiah.

Beberapa keluarga Kristen memilih untuk menguburkannya di halaman rumah, mungkin menandai lokasi tersebut sebagai doa khusus bagi masa depan anak mereka. Sementara yang lain mungkin memilih metode pembuangan yang higienis dan praktis, karena fokus utama iman Kristen adalah pada penyembahan dan pengudusan hidup, bukan pada pembuangan materi biologis setelah kelahiran.

Implikasi Spiritual

Inti dari spiritualitas Kristen terletak pada pengakuan bahwa segala sesuatu—termasuk kelahiran, kematian, dan keberlangsungan hidup—berada di bawah kedaulatan Allah. Mengubur ari-ari, jika dilakukan, sebaiknya bukan dilakukan untuk mencari kekuatan magis atau memohon perlindungan dari roh-roh alam (yang bertentangan dengan iman monoteistik). Sebaliknya, tindakan tersebut bisa menjadi momen refleksi di mana orang tua berdoa dan menyerahkan anak mereka ke dalam pemeliharaan Tuhan.

Oleh karena itu, dalam konteks Kekristenan, tidak ada larangan tegas terhadap praktik mengubur ari-ari. Keputusan untuk melakukannya atau tidak, biasanya jatuh ke dalam ranah kebebasan Kristen (Galatia 5:1), asalkan praktik tersebut dilakukan tanpa menyertakan unsur takhayul atau penyembahan berhala, melainkan sebagai penghormatan yang sederhana terhadap karunia kehidupan yang dianugerahkan oleh Sang Pencipta. Fokus utama tetaplah pada baptisan anak, pengajaran Firman, dan pembentukan karakternya sesuai ajaran Kristus.

🏠 Homepage