Ayam yang sehat dan berada pada puncak masa produktifnya seharusnya bertelur secara rutin. Ketika siklus produksi telur tiba-tiba terhenti atau melambat, hal ini dapat menimbulkan kekhawatiran serius bagi peternak. Ada banyak faktor yang bisa menyebabkan kondisi ayam macet bertelur, mulai dari masalah nutrisi, stres lingkungan, hingga penyakit. Memahami akar permasalahannya adalah langkah pertama yang krusial untuk mengembalikan produktivitas kandang.
Faktor lingkungan seringkali menjadi pemicu utama. Perubahan suhu ekstrem, baik terlalu panas maupun terlalu dingin, dapat mengganggu sistem reproduksi ayam. Selain itu, stres akibat suara bising, perubahan jadwal pakan, atau bahkan penambahan ayam baru dalam satu kelompok dapat menyebabkan ayam menahan produksi telurnya. Namun, masalah nutrisi adalah kambing hitam yang paling umum. Kekurangan protein, kalsium, atau vitamin esensial seperti Vitamin D dan B kompleks secara langsung mempengaruhi pembentukan telur.
Penyakit juga tidak boleh diabaikan. Infeksi virus seperti Newcastle Disease (ND) atau Infectious Bronchitis (IB), meskipun tidak selalu menyebabkan kematian, dapat menurunkan atau bahkan menghentikan produksi telur sementara waktu. Parasit internal seperti cacing juga bisa menyerap nutrisi vital yang seharusnya digunakan untuk pembentukan telur.
Setelah mengidentifikasi kemungkinan penyebab, langkah selanjutnya adalah implementasi solusi spesifik. Perbaikan harus dilakukan secara bertahap namun konsisten.
Nutrisi adalah fondasi produksi telur. Pastikan pakan yang diberikan memiliki kandungan protein minimal 16-18% untuk ayam petelur dewasa. Perhatikan asupan kalsium; kekurangan kalsium akan menghasilkan cangkang telur tipis atau ayam berhenti bertelur sama sekali karena tubuh melindungi cadangan kalsium untuk tulang.
Stres lingkungan seringkali menyebabkan ayam mengalami 'molting' atau penekanan hormon reproduksi. Ciptakan kondisi kandang yang ideal.
Jika nutrisi dan lingkungan sudah optimal namun ayam tetap tidak bertelur, lakukan pemeriksaan kesehatan menyeluruh. Periksa apakah ada tanda-tanda lesu, diare, atau gangguan pernapasan.
Lakukan program vaksinasi dan deworming (pemberian obat cacing) secara rutin. Jika Anda mencurigai adanya infeksi, segera konsultasikan dengan dokter hewan untuk diagnosis dan pengobatan yang tepat. Mengatasi infeksi akan memungkinkan sistem reproduksi kembali berfungsi normal.
Setelah melakukan intervensi, kesabaran adalah kunci. Ayam tidak akan langsung bertelur keesokan harinya. Biasanya, dibutuhkan waktu sekitar satu hingga dua minggu agar tubuh ayam merespons perubahan nutrisi dan lingkungan, kemudian siklus reproduksi kembali aktif. Pantau tingkat konsumsi pakan dan air minum sebagai indikator awal bahwa ayam mulai pulih dan stres berkurang. Pemberian pakan berkualitas tinggi selama masa pemulihan ini sangat penting untuk membangun kembali cadangan energi mereka.