Ayam Bangkok, yang dikenal karena kegagahan dan prestasinya di arena, juga merupakan ayam petelur yang potensial jika dirawat dengan benar, terutama jika tujuannya adalah untuk mendapatkan keturunan unggulan. Mencapai maksimal ayam bangkok bertelur membutuhkan perhatian khusus pada nutrisi, lingkungan, dan manajemen kesehatan.
Pentingnya Induk Berkualitas
Sebelum membahas faktor pemicu produksi telur, penting untuk memastikan bahwa ayam bangkok betina (induk) memiliki genetika yang baik. Walaupun ayam aduan fokus pada kekuatan fisik, garis keturunan yang sehat akan mempengaruhi viabilitas telur dan kualitas anakan. Induk yang stres atau sakit tidak akan pernah bisa menghasilkan telur secara maksimal.
Ilustrasi Induk Ayam Bangkok yang Optimal
Faktor Utama untuk Produksi Telur Maksimal
Untuk mendorong indukan menunjukkan potensi maksimal ayam bangkok bertelur, fokuskan pada tiga pilar utama: Pakan, Kandang, dan Kesehatan.
1. Nutrisi yang Tepat (Pakan)
Pemberian pakan adalah kunci utama. Ayam petelur membutuhkan keseimbangan nutrisi yang berbeda dibandingkan ayam pedaging atau aduan.
- Kalsium Tinggi: Ini sangat vital. Kerangka telur terbentuk dari kalsium. Pastikan pakan mengandung minimal 3.5% kalsium, bisa ditingkatkan dengan tambahan grit kalsium atau tulang sotong yang dihancurkan.
- Protein Seimbang: Protein dibutuhkan untuk pembentukan sel telur. Pakan fase bertelur idealnya mengandung 16% hingga 18% protein kasar. Hindari protein berlebihan yang justru bisa memicu pertumbuhan bulu berlebih (molting).
- Vitamin dan Mineral: Vitamin D sangat penting agar kalsium dapat diserap tubuh dengan baik. Suplemen yang mengandung Vitamin E juga membantu meningkatkan kesuburan telur.
- Air Bersih: Ketersediaan air bersih yang tidak terbatas adalah mutlak. Dehidrasi sekecil apa pun dapat menghentikan produksi telur.
2. Manajemen Lingkungan Kandang
Lingkungan yang nyaman dan aman akan mengurangi stres, yang merupakan pembunuh produksi telur nomor satu.
- Kepadatan Rendah: Jangan terlalu padat. Berikan ruang gerak yang cukup. Kepadatan berlebih meningkatkan stres termal dan risiko penyakit.
- Ventilasi Baik: Kandang harus memiliki sirkulasi udara yang baik untuk mencegah penumpukan amonia, namun terlindungi dari angin kencang langsung.
- Pencahayaan Terkontrol: Ayam membutuhkan periode gelap yang konsisten untuk siklus hormon yang teratur. Idealnya, berikan 14-16 jam cahaya per hari. Cahaya buatan dapat memicu ayam bertelur lebih awal atau lebih banyak.
- Tempat Bertelur (Sarang): Sediakan sarang yang bersih, kering, dan gelap. Letakkan sarang sedikit lebih tinggi dari lantai agar ayam merasa aman saat mengerami atau bertelur.
3. Kesehatan dan Pencegahan Stres
Ayam Bangkok cenderung lebih sensitif terhadap perubahan lingkungan atau jadwal. Untuk mencapai maksimal ayam bangkok bertelur, kesehatan harus prima.
Lakukan pengawasan rutin. Perhatikan jika ada tanda-tanda lesu, penurunan nafsu makan, atau kotoran yang tidak normal. Program vaksinasi harus dijalankan sesuai jadwal untuk mencegah penyakit seperti ND (Newcastle Disease) atau ILT, yang dampaknya langsung mematikan produksi telur.
Mengatasi Masa Molting (Ganti Bulu)
Setiap ayam petelur akan mengalami masa molting, di mana mereka berhenti bertelur untuk meremajakan bulu. Jangan memaksakan produksi telur saat masa ini berlangsung. Sebaliknya, berikan pakan protein sedikit lebih tinggi selama molting untuk mendukung pertumbuhan bulu baru. Setelah selesai molting, produksi telur biasanya akan meningkat lagi.
Perlu diingat, meskipun ayam Bangkok bukan tipe ayam petelur industri seperti Leghorn, dengan manajemen yang tepat, mereka dapat memberikan hasil telur yang konsisten dan berkualitas, terutama jika tujuannya adalah untuk penetasan anakan yang tangguh. Fokus pada kualitas hidup mereka, dan hasilnya berupa maksimal ayam bangkok bertelur akan tercapai secara alami.