Radikal bebas adalah molekul tidak stabil yang memiliki elektron yang tidak berpasangan. Ketidakstabilan ini membuat mereka sangat reaktif dan cenderung "mencuri" elektron dari molekul stabil di sekitarnya, seperti DNA, protein, dan membran sel. Proses ini disebut stres oksidatif, yang merupakan akar dari banyak penyakit kronis, penuaan dini, dan kerusakan seluler.
Meskipun tubuh kita memproduksi radikal bebas secara alami melalui proses metabolisme normal, paparan berlebihan dari lingkungan eksternal—terutama melalui pola makan—dapat memicu kelebihan yang berbahaya. Keseimbangan antara radikal bebas dan antioksidan (zat penangkal radikal bebas) sangat penting untuk kesehatan.
Banyak makanan modern yang kita konsumsi sehari-hari, terutama yang diproses atau diolah dengan metode tertentu, dapat meningkatkan produksi radikal bebas dalam tubuh. Penting untuk mengenali kategori makanan ini agar bisa membatasi asupannya demi kesehatan jangka panjang.
Lemak trans (sering ditemukan pada makanan cepat saji, margarin, dan makanan kemasan yang dipanggang) sangat pro-inflamasi. Proses hidrogenasi parsial yang digunakan untuk membuatnya padat menciptakan molekul yang mudah memicu stres oksidatif. Lemak yang dipanaskan berulang kali (seperti minyak jelantah) juga menghasilkan senyawa berbahaya.
Makanan yang mengandung banyak pengawet, pewarna buatan, dan pemanis buatan sering kali rendah nutrisi esensial dan tinggi bahan kimia yang memerlukan upaya detoksifikasi oleh tubuh. Contohnya termasuk sosis, nugget, makanan kaleng tertentu, dan minuman bersoda.
Cara memasak sangat memengaruhi kandungan radikal bebas dalam makanan. Ketika protein dan lemak dipanaskan hingga suhu yang sangat tinggi—seperti menggoreng dalam minyak yang terlalu panas, memanggang hingga gosong, atau membakar daging hingga arang—terbentuklah senyawa berbahaya seperti Advanced Glycation End products (AGEs) dan Acrylamide.
Konsumsi gula sederhana dalam jumlah besar dapat memicu lonjakan insulin dan meningkatkan produksi radikal bebas secara signifikan. Proses glikasi (pengikatan gula pada protein) yang diakibatkan oleh gula berlebih adalah salah satu sumber utama kerusakan seluler.
Metabolisme alkohol di hati menghasilkan radikal bebas dalam jumlah besar sebagai produk sampingan, yang membebani sistem antioksidan alami tubuh.
Mengurangi risiko dari makanan pemicu radikal bebas tidak berarti harus menghilangkan semua kesenangan makan, tetapi lebih kepada penyeimbangan dan pemilihan yang cerdas.