Kisah Tragis: Kaum Nabi Nuh Di Azab Oleh Allah Dengan Banjir Bandang

Perahu Nabi Nuh Langit Mendung Banjir Besar

Ilustrasi Banjir Besar Kaum Nabi Nuh

Kisah Nabi Nuh AS adalah salah satu narasi paling monumental dalam sejarah agama-agama Samawi, yang mengisahkan tentang teguran keras Allah SWT terhadap kesombongan dan kemaksiatan umat manusia pada masanya. Umat Nabi Nuh, yang hidup di suatu masa ketika peradaban mulai berkembang, telah terjerumus dalam penyembahan berhala, melupakan ajaran tauhid yang dibawa oleh para nabi sebelumnya. Mereka tenggelam dalam kesyirikan, menolak untuk mengakui keesaan Allah.

Dakwah yang Ditolak dan Kesabaran Sang Nabi

Selama ratusan tahun—sebagaimana disebutkan dalam riwayat—Nabi Nuh AS gigih berdakwah siang dan malam. Beliau mengajak kaumnya untuk meninggalkan sesembahan palsu seperti Wadd, Suwa', Yaghuts, Yauq, dan Nasr, dan kembali menyembah Sang Pencipta. Namun, dakwah tersebut disambut dengan penolakan keras, cemoohan, dan permusuhan. Kaumnya yang mayoritas adalah orang-orang yang angkuh dan kaya raya, memandang rendah Nabi Nuh karena ia hanyalah seorang manusia biasa yang mengajak mereka meninggalkan cara hidup yang sudah mereka anggap mapan.

Penolakan ini semakin menjadi-jadi. Mereka bahkan menuduh Nabi Nuh telah mendustakan mereka dan menantangnya untuk mendatangkan azab jika memang ia benar seorang utusan Allah. Dalam Al-Qur'an, diceritakan bahwa seruan Nabi Nuh selalu dijawab dengan pembangkangan. Kesombongan mereka mencapai puncaknya ketika mereka berkata, "Kami tidak melihat seorang pun yang mengikutimu kecuali orang-orang yang paling hina di antara kami, dan kami tidak melihat pada diri kalian kelebihan apa pun atas kami; bahkan kami mengira kalian adalah pendusta."

Perintah Allah: Membangun Bahtera

Setelah bertahun-tahun kesabaran Nabi Nuh habis dan tidak ada lagi harapan bagi kaumnya untuk beriman, Allah SWT menurunkan wahyu. Allah memberitahukan kepada Nabi Nuh bahwa azab yang pedih akan segera datang sebagai balasan atas kekufuran mereka. Nabi Nuh diperintahkan untuk membuat sebuah kapal besar (bahtera) sebagai alat penyelamat bagi dirinya, keluarganya (kecuali yang ingkar), dan sepasang dari setiap jenis makhluk hidup. Inilah awal dari persiapan menghadapi bencana besar.

Proses pembangunan bahtera itu sendiri menjadi bahan ejekan baru bagi kaum kafir. Nabi Nuh yang tadinya seorang juru dakwah, kini menjadi tukang kayu di tengah keramaian. Setiap kali ia memaku papan, kaumnya melintas sambil menertawakannya, bertanya, "Mengapa engkau membuat kapal di darat, padahal tidak ada air?" Nabi Nuh menjawab dengan penuh ketaatan, "Sesungguhnya Allah akan mendatangkan azab-Nya. Tunggulah saatnya."

Azab Kaum Nabi Nuh Di Azab Oleh Allah Dengan Bencana yang Dahsyat

Ketika bahtera itu selesai dibangun, tibalah hari yang dijanjikan. Tanda datangnya azab dimulai dengan fenomena alam yang tidak pernah mereka alami sebelumnya. Dari bumi menyemburlah air yang melimpah ruah, diikuti dengan hujan deras yang turun tanpa henti dari langit. Fenomena ini digambarkan sebagai "air yang mendidih" atau "air yang menyembur dari dapur bumi".

Ini adalah azab yang sangat spesifik, yaitu azab dengan air bah yang meliputi seluruh permukaan bumi. Tenggelamlah semua yang ada di permukaan—mereka yang menolak iman dan yang membangkang. Tidak ada tempat berlindung di dataran tinggi; gunung pun tak mampu menyelamatkan mereka dari kuasa Allah. Semua yang ingkar, termasuk anak Nabi Nuh yang menolak naik kapal, ditelan oleh gelombang dahsyat.

Di atas bahtera, Nabi Nuh dan rombongannya selamat. Kapal itu berlayar di atas gelombang yang tingginya melampaui gunung, sebagai simbol keagungan dan murka Tuhan yang memisahkan antara orang-orang yang beriman dengan orang-orang yang kufur.

Pelajaran dari Kisah Air Bah

Kisah azab yang menimpa kaum nabi nuh di azab oleh allah dengan banjir bandang ini menjadi pelajaran abadi. Pertama, ia menunjukkan bahwa kesombongan dan penolakan terhadap kebenaran Ilahi pasti akan berakhir dengan kerugian besar. Kedua, kisah ini menegaskan bahwa Allah Maha Adil; Ia akan menyelamatkan hamba-Nya yang taat dan beriman sambil menimpakan azab setimpal kepada mereka yang membangkang dan berbuat zalim. Bahtera Nabi Nuh adalah lambang harapan bagi setiap mukmin yang menghadapi badai kehidupan, mengingatkan bahwa pertolongan Allah datang bagi mereka yang teguh memegang kebenaran.

🏠 Homepage