Teh hijau telah lama dikenal sebagai salah satu minuman paling sehat di dunia, kaya akan antioksidan, terutama katekin seperti EGCG. Namun, tidak semua teh hijau diciptakan sama. Kualitas dan jenis pemrosesan sangat memengaruhi rasa, aroma, dan kandungan nutrisi yang bisa kita peroleh. Memilih jenis teh hijau yang tepat sesuai selera dan kebutuhan adalah langkah pertama menuju pengalaman minum teh yang memuaskan.
Proses pembuatan teh hijau menekankan pada pemanasan daun teh segera setelah dipetik untuk mencegah oksidasi. Teknik inilah yang menjaga warna hijau cerah dan profil rasa yang khas—mulai dari vegetal, manis, hingga sedikit pahit. Mengetahui jenis-jenis utama akan membantu Anda menjelajahi dunia rasa yang ditawarkan oleh daun Camellia sinensis ini.
Teh hijau Jepang umumnya diproses dengan metode pengukusan (steaming), yang menghasilkan rasa lebih segar, 'hijau' (umami), dan sedikit lebih astringen (sepat). Jenis-jenis ini sangat populer secara global dan sering menjadi standar kualitas bagi banyak peminum teh.
Matcha adalah jenis teh hijau bubuk halus yang dibuat dari daun Tencha yang ditumbuk. Karena seluruh daun dikonsumsi, Matcha memiliki konsentrasi antioksidan dan kafein tertinggi. Rasa khasnya adalah umami yang kuat dan lapisan rasa manis di akhir. Kualitas premium biasanya berwarna hijau cerah neon.
Gyokuro adalah teh hijau kelas atas yang teduh (dinaungi) selama sekitar 20 hari sebelum panen. Proses naungan ini meningkatkan kandungan klorofil dan L-theanine, menghasilkan rasa manis yang dalam (umami) tanpa rasa pahit yang dominan. Seduhan Gyokuro sebaiknya dilakukan dengan suhu air yang lebih rendah (sekitar 50-60°C).
Sencha adalah jenis teh hijau yang paling umum dikonsumsi di Jepang, mewakili sekitar 80% dari produksi teh di sana. Daunnya dikeringkan dengan pemanasan di udara panas atau uap. Sencha menawarkan keseimbangan rasa yang baik antara kesegaran, sedikit manis, dan sedikit sepat yang menyegarkan.
Teh hijau Tiongkok (China) umumnya diproses dengan metode pemanggangan (pan-firing) dalam wajan panas. Proses ini menghilangkan bau 'rumput' dari daun segar dan memberikan karakter rasa yang lebih lembut, sering kali beraroma kacang, panggang, atau sedikit beras.
Berasal dari Hangzhou, Longjing dianggap sebagai salah satu teh hijau terbaik di China. Proses penekanannya secara manual menghasilkan daun yang pipih dan rata. Rasanya sangat lembut, dengan aroma kacang panggang yang khas dan hampir tidak ada rasa sepat sama sekali jika diseduh dengan benar.
Teh ini mendapatkan namanya karena bentuk daunnya yang digulung menjadi pelet kecil menyerupai bubuk mesiu. Gunpowder biasanya memiliki rasa yang lebih kuat dan lebih beras dibandingkan Longjing. Karena bentuknya yang padat, ia melepaskan rasa secara perlahan. Ini sering digunakan sebagai dasar untuk teh mint Maroko.
Untuk mendapatkan teh hijau yang benar-benar bagus, perhatikan warna daun keringnya; teh berkualitas tinggi cenderung memiliki warna hijau yang lebih hidup. Hindari teh yang warnanya terlihat kusam atau kecoklatan.
Penyimpanan juga krusial. Simpan teh hijau dalam wadah kedap udara, jauh dari cahaya langsung, panas, dan kelembaban. Teh hijau sangat sensitif terhadap udara dan akan cepat kehilangan kesegarannya. Seduhan yang ideal biasanya menggunakan air yang suhunya tidak mendidih, berkisar antara 70°C hingga 85°C, tergantung jenis tehnya, untuk memaksimalkan rasa tanpa mengekstrak tanin berlebihan yang menyebabkan pahit.