Pertanyaan mengenai jam berapa ayam petelur bertelur adalah hal yang sangat lazim bagi peternak, baik pemula maupun yang sudah berpengalaman. Memahami ritme alami ayam dalam menghasilkan telur sangat krusial untuk mengoptimalkan manajemen kandang, jadwal pemberian pakan, hingga pencegahan stres pada unggas. Jawabannya tidak sesederhana satu jam pasti, melainkan sebuah rentang waktu yang dipengaruhi oleh berbagai faktor biologis dan lingkungan.
Siklus Biologis Pembentukan Telur
Ayam betina membutuhkan waktu sekitar 24 hingga 26 jam untuk memproduksi satu butir telur secara utuh. Proses ini dimulai dari pembuahan (jika ayam terjangkseminasi) hingga telur tersebut sepenuhnya terbentuk dan siap dikeluarkan. Setelah ayam bertelur, tubuhnya memerlukan waktu istirahat singkat sebelum memulai pembentukan ovum berikutnya.
Kapan Puncak Waktu Bertelur?
Meskipun siklusnya memakan waktu 24-26 jam, mayoritas ayam petelur menunjukkan puncak aktivitas bertelur mereka pada waktu yang relatif konsisten. Umumnya, ayam cenderung bertelur pada:
- Pagi Hari: Ini adalah waktu paling umum. Banyak ayam akan bertelur antara pukul 07.00 pagi hingga tengah hari (sekitar pukul 13.00).
- Waktu Setelah Bertelur Sebelumnya: Jika seekor ayam bertelur pada jam 8 pagi, ia baru bisa mulai memproses ovum berikutnya untuk dikeluarkan sekitar 24-26 jam kemudian, kemungkinan besar pada jam 9 hingga 10 pagi keesokan harinya.
Ini menunjukkan bahwa pola bertelur cenderung bergeser sedikit setiap hari. Jika hari ini ayam bertelur pukul 08.00, besok kemungkinan ia bertelur pukul 09.00, dan seterusnya.
Faktor Utama yang Mempengaruhi Jadwal Bertelur
Faktor-faktor lingkungan dan manajemen kandang memiliki dampak signifikan terhadap seberapa teratur ayam petelur Anda menghasilkan telur. Perubahan mendadak dapat menunda atau bahkan menghentikan produksi telur sementara.
1. Pencahayaan (Lampu Penerangan)
Ini adalah faktor eksternal terpenting. Ayam petelur membutuhkan minimal 14 hingga 16 jam cahaya (termasuk sinar matahari alami) per hari untuk merangsang hormon reproduksi mereka. Jika intensitas cahaya berkurang drastis atau durasinya terlalu pendek, produksi telur akan menurun drastis. Manajemen pencahayaan yang baik memastikan ayam merasa 'siang' lebih lama, mendorong produksi pagi hari yang lebih awal.
2. Pakan dan Nutrisi
Kualitas dan kuantitas pakan, terutama kandungan protein, kalsium, dan energi, sangat mempengaruhi kesiapan ayam untuk bertelur. Kekurangan nutrisi akan membuat tubuh ayam memprioritaskan pemeliharaan diri daripada produksi telur. Pastikan pakan mengandung kalsium yang cukup, yang sangat vital untuk pembentukan cangkang telur yang kuat.
3. Suhu Lingkungan
Suhu kandang yang terlalu panas (di atas 30°C) atau terlalu dingin (di bawah 15°C) dapat menyebabkan stres pada ayam. Stres panas sering kali membuat ayam mengurangi aktivitas fisik, termasuk proses bertelur, yang biasanya akan tertunda hingga suhu kembali normal.
4. Kesehatan dan Usia
Ayam yang sedang sakit atau mengalami parasit tentu akan memprioritaskan penyembuhan, sehingga produksi telur akan terhenti. Selain itu, puncak produksi biasanya terjadi pada usia 25 hingga 50 minggu. Ayam yang sangat muda atau sudah terlalu tua memiliki tingkat produksi yang lebih rendah.
Mengoptimalkan Waktu Bertelur
Daripada terpaku pada jam spesifik, fokuslah pada menciptakan lingkungan yang stabil dan kondusif:
- Jadwal Pakan Konsisten: Berikan pakan utama pada pagi hari segera setelah ayam bangun, karena energi dari pakan tersebut akan menjadi bahan baku telur yang akan dikeluarkan beberapa jam kemudian.
- Stabilitas Pencahayaan: Pertahankan durasi pencahayaan yang sama setiap hari, termasuk pada hari libur atau akhir pekan.
- Air Bersih: Pastikan ketersediaan air minum bersih dan segar sepanjang waktu, terutama saat cuaca panas.
Dengan mengontrol variabel lingkungan tersebut, Anda secara tidak langsung mengatur jam berapa ayam petelur bertelur, membuatnya jatuh pada waktu yang paling optimal bagi manajemen peternakan Anda.