Burung Anis Merah (Pihaisoma thalassina) merupakan salah satu primadona di kalangan penghobi kicau mania di Indonesia. Dikenal karena suara merdunya yang khas dan kemampuannya menirukan berbagai irama lagu, permintaan terhadap burung ini, terutama yang masih anakan (piyikan), cenderung stabil. Namun, fluktuasi harga burung anis merah anakan sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor kunci, mulai dari kualitas kicauan calon induk, asal penangkaran, hingga kondisi pasar saat itu.
Membeli anakan seringkali menjadi pilihan favorit karena burung lebih mudah dibentuk mentalnya dan lebih mudah beradaptasi dengan lingkungan baru. Namun, risiko mendapatkan burung yang kelak kualitasnya kurang memuaskan juga lebih tinggi. Oleh karena itu, pengetahuan mendalam mengenai harga pasar sangat krusial sebelum Anda memutuskan untuk membawa pulang piyikan si raja kicau ini.
Harga jual seekor burung ditentukan oleh spektrum karakteristik yang dimilikinya. Untuk Anis Merah anakan, faktor-faktor ini menentukan apakah harga yang ditawarkan berada di kategori rendah, menengah, atau premium.
Ini adalah faktor paling signifikan. Jika kedua induknya (jantan dan betina) adalah burung juara atau memiliki rekam jejak suara yang sangat baik (sering disebut ‘trecord’), maka harga anakan mereka akan melonjak tinggi, bahkan sebelum mereka mulai bersuara. Penghobi rela membayar lebih mahal untuk bibit unggul yang diharapkan mewarisi kualitas vokal induknya.
Anakan yang baru menetas (usia 1-2 minggu) tentu harganya lebih murah daripada piyikan yang sudah mulai makan sendiri (usia 4-6 minggu). Piyikan yang sudah mandiri dan terlihat sehat (bulu rapi, mata cerah, aktif) selalu dihargai lebih tinggi. Pastikan tidak ada cacat fisik seperti jari bengkok atau sayap yang kurang sempurna.
Saat ini, pemerintah sangat mendorong penangkaran resmi untuk menjaga populasi liar. Anis Merah hasil penangkaran (ring) biasanya memiliki harga yang lebih stabil dan legalitas yang terjamin. Anakan hasil tangkapan alam (jika masih ada yang menjual, meskipun ilegal) mungkin memiliki harga yang bervariasi tergantung ‘gacor’ atau tidaknya suara hasil hutan.
Harga di kota besar seperti Jakarta atau Surabaya mungkin sedikit berbeda dibandingkan di daerah pinggiran. Selain itu, permintaan yang meningkat menjelang kompetisi burung berkicau bisa mendorong kenaikan harga sementara.
Perlu dicatat bahwa angka-angka di bawah ini hanyalah estimasi rata-rata pasar saat ini. Selalu lakukan survei silang di beberapa peternak atau pasar burung terdekat.
| Kondisi Piyikan | Kisaran Harga (Rupiah) | Catatan |
|---|---|---|
| Anakan Masih Merangkak (Butuh Suap) | Rp 150.000 - Rp 350.000 | Harga termurah, risiko lebih tinggi. |
| Piyikan Sehat (Baru Belajar Makan Sendiri) | Rp 400.000 - Rp 750.000 | Usia ideal untuk adaptasi awal. |
| Anakan Sudah Mulai "Ngelantang" (Ngeriwik) | Rp 800.000 - Rp 1.500.000+ | Harga tinggi jika ngeriwiknya sudah jelas melodinya. |
| Anakan dari Indukan Juara (Ring Resmi) | Bisa mencapai di atas Rp 2.000.000 | Harga sangat bergantung pada reputasi peternakan. |
Jangan hanya terpaku pada harga burung anis merah anakan yang murah. Fokus utama Anda harus tertuju pada potensi burung tersebut di masa depan. Berikut beberapa tips praktis:
Merawat Anis Merah anakan memerlukan kesabaran ekstra, terutama dalam hal pemberian pakan dan sosialisasi. Dengan modal pengetahuan harga yang akurat dan pemilihan piyikan yang teliti, investasi Anda pada burung cantik ini akan membuahkan hasil berupa kicauan yang memukau di rumah Anda.