Kelahiran seorang bayi adalah momen penuh kebahagiaan, namun prosesnya tidak berhenti sampai bayi berada dalam dekapan. Salah satu bagian penting dari proses persalinan adalah keluarnya ari-ari atau plasenta. Setelah proses ini selesai, muncul pertanyaan mendasar: bagaimana cara mengubur ari-ari dengan benar dan penuh hormat?
Secara biologis, ari-ari adalah organ vital yang mendukung kehidupan janin selama sembilan bulan di dalam rahim. Oleh karena itu, banyak budaya menganggapnya bukan sekadar sampah medis, melainkan bagian dari diri bayi yang perlu diperlakukan secara khusus. Memahami tata cara penguburan yang tepat adalah bentuk penghormatan terhadap proses kehidupan tersebut.
Ilustrasi proses penguburan yang sakral.
Mengapa Ari-Ari Perlu Dikubur?
Dalam berbagai tradisi di Indonesia, ari-ari memiliki makna spiritual yang mendalam. Ari-ari dipercaya sebagai 'saudara kembar' bayi, yang bertugas melindungi dan memberi nutrisi selama di kandungan. Menguburnya bukan sekadar pembuangan limbah, melainkan prosesi adat untuk memastikan sang bayi mendapatkan perlindungan spiritual dan terhubung dengan bumi tempat ia akan tumbuh dewasa.
Beberapa kepercayaan populer menyebutkan bahwa penguburan yang tidak layak dapat membuat anak rewel, mudah sakit, atau bahkan sulit beradaptasi di dunia luar. Oleh karena itu, ritual ini sering dilakukan dengan penuh kesungguhan oleh keluarga.
Langkah-Langkah Praktis Cara Mengubur Ari-Ari
Meskipun setiap daerah mungkin memiliki adatnya masing-masing, terdapat beberapa langkah umum yang hampir selalu diikuti dalam cara mengubur ari. Persiapan yang matang adalah kunci.
1. Pemilihan Lokasi
Lokasi penguburan sangat krusial. Umumnya, ari-ari dikubur di halaman rumah, biasanya di dekat kamar tidur utama atau di area yang dianggap keramat/tenang oleh keluarga. Hindari mengubur di tempat yang akan terganggu lalu lintas orang atau hewan.
2. Penggalian Lubang
Lubang yang digali tidak perlu terlalu dalam. Kedalaman yang ideal berkisar antara 30 hingga 50 sentimeter, tergantung pada ukuran ari-ari. Pastikan galian cukup untuk menampung ari-ari tanpa tertekan tanah secara berlebihan.
3. Prosesi Penguburan
Setelah lubang siap, ari-ari yang sudah dibungkus kain putih diletakkan dengan hati-hati di dasar lubang. Beberapa keluarga menambahkan benda simbolis lain bersama ari-ari, seperti bunga setaman, beras, atau sedikit tanah dari kampung halaman ibu, sebagai simbol ikatan.
4. Penimbunan dan Penandaan
Setelah ari-ari tertanam, timbun kembali lubang dengan tanah. Tanah harus dipadatkan perlahan. Setelah selesai, penanda sering diletakkan di atas area kuburan tersebut. Penanda ini bisa berupa batu alam yang indah, atau kadang ditanami pohon kecil (seperti pohon kelapa, beringin, atau tanaman yang memiliki makna baik bagi keluarga).
Perawatan Setelah Penguburan
Setelah proses cara mengubur ari selesai, area tersebut perlu dirawat. Jaga kebersihan area sekitar galian. Jika ditanami pohon, rawatlah pohon tersebut seperti anggota keluarga. Kehadiran pohon ini kelak akan menjadi penanda fisik dari keberadaan spiritual ari-ari tersebut.
Dalam konteks modern, beberapa orang memilih untuk membuang plasenta melalui prosedur medis sesuai standar kesehatan. Namun, bagi yang mengikuti tradisi, ritual penguburan tetap menjadi bagian tak terpisahkan dari tradisi menyambut anggota keluarga baru. Pastikan Anda telah berkonsultasi dengan bidan atau dokter mengenai penanganan awal plasenta sebelum melakukan ritual penguburan.
Pada dasarnya, ritual ini adalah tentang menciptakan ikatan emosional dan spiritual antara anak, orang tua, dan lingkungan tempat mereka tinggal. Dengan melakukan penguburan secara benar dan penuh rasa hormat, harapan baik dan doa menyertai langkah awal kehidupan sang buah hati.